Sebuah cerita baru mewarnai akhir perjalanan BRR NAD-Nias di Bumi Serambi Mekkah ini, cerita duka para korban bencana tsunami yang meratapi betapa minimnya bantuan untuk mereka merehap rumah mereka yang terkena imbas tsunami Desember 2004 lalu. Mereka bersuara lantang memperjuangkan peningkatan strata nilai bantuan yang menurut mereka sangat tidak sesuai dengan biaya sesungguhnya yang dibutuhkan dalam merehap rumah.
Hingga, dalam minggu ini kita menyaksikan betapa teriakan masyarakat kian besar, klimaknya terjadi aksi penutupan paksa kantor wilayah BRR di Meulaboh – Aceh Barat. Bantuan BRR yang menjadi polemik adalah pemberian bantuan rehap rumah kepada setiap KK korban tsunami berjumlah 2,5 juta/KK, padahal sejak awal BRR telah mengalokasikan dana rehap sebesar 15 juta. Sungguh miris memang kita menyaksikan betapa tidak wajarnya bantuan tersebut untuk korban bencana sebesar tsunami, tragis lagi ketika uang-uang yang keluar lebih banyak kepada pembangunan infrastruktur pemerintah atau beli senjata dan amunisi buat TNI/Polri. Padahal kalau BRR mau sungguh-sungguh mengelola dana tersebut, seluruh permasalahan seperti saat ini takkan bertambah ruwet.
Sehingga kita bersepakat, seperti upaya Bupati Aceh Barat dalam menggalang lobi-lobi kalangan atas untuk memberikan perhatian lebih besar untuk korban-korban tsunami. Semoga Pak Presiden juga mau ber-empati membantu korban tsunami yang ditelantarkan oleh BRR… BANDA ACEH, 02 APRIL 2008 (Yef)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar