Masih berbekas di ingatan kita, pada tanggal 11 Maret lalu Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengesahkan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (RAPBA) Tahun 2008, dimana kisaran Pagu RAPBA berkisar 7,6 trilyun. Berbagai program telah disusun pihak eksekutif untuk meyakinkan pihak legislatif bahwa program yang dicanangkan Pemda NAD saat ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Dengan kisaran dana yang begitu melimpah ini, akankah proses pembangunan akan memberikan peningkatan taraf hidup yang lebih baik bagi masyarakat kita. Berdasarkan alokasi anggaran yang masuk dalam PPAS digambarkan beberapa langkah Irwandi dalam membuka lapangan kerja baru, dimana direncanakan akan membuka 40.000 ha lahan untuk kelapa sawit dan 6.500 ha lahan untuk coklat. Namun rencana pembukaan lahan baru ini tidaklah menjadi langkah populis dalam menggulirkan program nyata, karena proyek tersebut merupakan rencana jangka panjang dan menelan dana sebesar 500 milyar dan telah dirasionalkan oleh pihak legislative menjadi 258 milyar.
Langkah populis ini seakan menelan berbagai program prioritas lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan gratis serta yang telah lama disuarakan rakyat. Kita berharap bahwa APBA tahun 2008 ini mampu menciptakan pemerataan kue-kue pembangunan, sehingga dapat dirasakan oleh segenap rakyat Aceh, karena 25 % rakyat kita di pantai timur Aceh. Sehingga perlu sebuah terobosan untuk membuka akses pembangunan yang mampu menyentuh langsung daerah-daerah terpencil atau terisolir.
Kita berharap berbagai terobosan akan hadir dengan beragam program yang memberikan nilai nyata bagi rakyat, karena rakyat membutuhkan sebuah perubahan bagi pembangunan yang menyeluruh dan mampu menyentuh segenap lapisan masyarakat. Sehingga wacana pemekaran wilayah yang terdengar saat ini di belahan utara provinsi NAD mampu tereliminir karena komitmen Pemda dalam memberikan pemerataan pembangunan.
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota juga harus berkomitmen untuk menggunakan APBD mereka untuk membangun daerah, karena dengan era otonomi daerah saat ini memberikan ruang yang besar bagi daerah untuk merancang pembangunan daerah tersebut sesuai dengan anggaran yang dialokasikan Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU).
Kami hanya penonton, karena kami hanya rakyat jelata yang akan merasakan pembangunan tersebut. Akan sangat membahagiakan apabila seluruh elemen pengambil kebijakan negeri ini untuk bersungguh-sungguh memberikan sebuah nilai pamrih bagi terciptaannya pembangunan yang nyata bagi masyarakat. Sehingga deal-deal untuk pengurusan anggaran yang selama ini memjadi bagian kehidupan bagi pemain/perancang anggaran dapat dihilangkan……..Banda Aceh, 24 Maret 2008 (Yef)
25 Maret 2008
DENGARKAN ALQURAN DAPAT SEMBUHKAN PENYAKIT
Sebuah penelitian yang diadakan Departemen Kesehatan Mesir menyimpulkan, mendengarkan Alquran dapat menghilangkan ketegangan, menguatkan kekebalan tubuh, menimbulkan perubahan positif terhadap jiwa dan sel-sel syaraf. Hal ini dapat terjadi pada setiap manusia, baik terhadap muslim maupun non-muslim. Demikian sebuah laporan penelitian yang dipublikasikan al-Ahram, Mesir.
Dalam publikasi itu dijelaskan, Departemen Kesehatan Mesir mengujicobakan penelitian ini terhadap 210 sukarelawan muslim dan non-muslim, berbahasa Arab dan tidak berbahasa Arab, berusia antara 17 hingga 40 tahun. Mereka diperintahkan untuk mendengarkan Alquran sebanyak 42 kali pertemuan dan hasilnya 79% dari mereka mengalami perubahan positif dan ketegangannya menurun.
Menurut para ilmuwan, ketegangan dapat melemahkan kerja antibodi dalam melawan virus atau penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga, bila ketegangan menurun, antibodi dan kekebalan tubuh akan meningkat dan ini akan sangat bermanfaat bagi tubuh.
Sementara itu, bagi para netter atau para pekerja kantoran yang komputernya tersambung ke internet dapat mendengarkan Alquran sambil bekerja dengan men-download 30 juz Alquran di http://www.reciter.org. Dalam situs tersebut, netter dapat memilih surat dan ayat yang dikehendaki. Mudah-mudahan penyakit lahir dan batin kita terobati. (Yef)
Sumber : NU Online
Dalam publikasi itu dijelaskan, Departemen Kesehatan Mesir mengujicobakan penelitian ini terhadap 210 sukarelawan muslim dan non-muslim, berbahasa Arab dan tidak berbahasa Arab, berusia antara 17 hingga 40 tahun. Mereka diperintahkan untuk mendengarkan Alquran sebanyak 42 kali pertemuan dan hasilnya 79% dari mereka mengalami perubahan positif dan ketegangannya menurun.
Menurut para ilmuwan, ketegangan dapat melemahkan kerja antibodi dalam melawan virus atau penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga, bila ketegangan menurun, antibodi dan kekebalan tubuh akan meningkat dan ini akan sangat bermanfaat bagi tubuh.
Sementara itu, bagi para netter atau para pekerja kantoran yang komputernya tersambung ke internet dapat mendengarkan Alquran sambil bekerja dengan men-download 30 juz Alquran di http://www.reciter.org. Dalam situs tersebut, netter dapat memilih surat dan ayat yang dikehendaki. Mudah-mudahan penyakit lahir dan batin kita terobati. (Yef)
Sumber : NU Online
ILMU MENUJU KEBAHAGIAAN
"Barangsiapa memperdalam agama Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya dan memberinya rizki dari jalan yang tidak pernah terduga". (Abu Hanifah dari Abdullah Hasan Az-Zubaidi)
"Sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi dan dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal". (Q.S. Ali Imran :190)
Manusia dalam hidupnya selalu merindukan kabahagiaan, oleh karenanya dalam
untaian do'a seringkali bermohon kepada Allah dengan mengucap "Ya Allah,
Anugrahkan bagi kami kebahagiaan didunia dan kebahagiaan diakhirat dan jauhkan
kami dari siksa neraka". Kerinduan akan kebahagian hanyalah sebuah impian yang
jauh dari kenyataan bilamana manusia tidak memamahi jalan untuk mencapainya.
Ilmu adalah jawaban yang dapat mengantarkan manusia kepada pintu kebahagiaan,
sebab dengan ilmulah apa yang diinginkan dari kebahagian dapat diraih. Dengan
ilmu manusia akan mendapatkan apa yang diinginkan dari kehidupan dunia ini dan
dengan ilmu pula kehidupan dan kenikmatan yang abadi diakhirat akan tercapai.
Begitu pentingnya ilmu sampai Allah meninggikan posisi orang yang berilmu
beberapa derajat lebih tinggi dari orang awam. "Allah akan meninggikan orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". (Q.S. Al Mujaadalah:11).
Ketika manusia ingin mencapai kebahagian yang abadi dan hakiki diakhirat maka ia
harus memahami dan mendalami ilmu yang terkait dengan ajaran islam yang meliputi hubungan seseorang hambanya dengan Allah dan hubungan hamba dengan hamba yang lain.
Saat manusia menginginkan kebahagian didunia, maka ia pun harus memiliki ilmu
pengetahuan yang menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuannya. Hanya orang yang mengerti ilmu tentang dagang yang dapat keuntungan dari usahanya dan hanya orang yang menguasai teknologi yang dapat menciptakan pesawat dengan ilmu pulalah manusia dapat menunaikan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Ilmu yang diperlukan oleh manusia hanya dapat diperoleh dengan perjuangan dan
kesungguhan dalam mempelajarinya. Dia akan datang dengan sendirinya. Dalam
hadits Rasulullah : "Ilmu itu diperoleh melalui belajar, siapa dikehendaki oleh
Allah SWT kebaikan, maka ia memberi orang tersebut pemahaman tentang Agama"
(H.R. Bukhari).
Keistimewaan ilmu tidak menjadikannya sebagai tujuan akhir dari setiap
aktivitas, tetapi ilmu hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Dari sekian banyak
kebodohan manusia adalah ketidakmampuan membedakan sarana dan tujuan akhir, akan lebih berbahaya lagi, jika sara berubah menjadi tujuan dan tujuan menjadi
sarana. Kalau manusia menjadikan ilmu sebagai tujuan maka ilmu yang ia miliki
tidak dijadikan landasan untuk beramal, karena mereka belajar tujuannya hanya
untuk mendapatkan ilmu. Sehingga ilmu yang ia kuasai tidak diamalkan, maka
dengan demikian ilmu akan menjadi sia-sia dan tidak bermanfaat.
Orang bijak mengatakan; "Ilmu tanpa alam bagai pohon yang tidak berbuah". Ada
juga seorang ahlil hikmah yang mengatakan bahwa ilmu itu ibarat baterai (aki)
mobil. Semakin sering mobil digunakan, maka akan semakin besar pula muatan
listriknya, sebaliknya jika mobil itu tidak digunakan, maka baterainya akan
manjadi lemah dan akhirnya benar-benar rusak.
Semoga Allah membimbing diri dan keluarga untuk menuntuk ilmu-Nya Allah SWT,
yang kelak akan menghantarkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin (Yef).
CINTA SEJATI....
Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.
Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya. "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras karena marah. Tetapi. betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu --penglihatannya takkan pernah pulih lagi. Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi.
Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus. Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.
Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke
kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak dipinggir kota yang berseberangan. Mula - mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru -- membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.
Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. "Aku buta!" tukasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama - sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya. Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.
Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis ... Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal.
Pada hari Jum'at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :"wah, aku iri padamu". Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup? Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, "Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?" Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu". Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya."Apa maksudmu?" Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus.
Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung". kata sopir itu. Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri -- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan. (Yef)
Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya. "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras karena marah. Tetapi. betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu --penglihatannya takkan pernah pulih lagi. Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi.
Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus. Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.
Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke
kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak dipinggir kota yang berseberangan. Mula - mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru -- membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.
Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. "Aku buta!" tukasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama - sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya. Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.
Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis ... Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal.
Pada hari Jum'at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :"wah, aku iri padamu". Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup? Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, "Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?" Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu". Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya."Apa maksudmu?" Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus.
Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung". kata sopir itu. Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri -- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan. (Yef)
24 Maret 2008
PAK IRWANDI; BAK COWBOY PEMBURU KORUPTOR
Sebuah langkah populis digagas seorang Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf. Pak Gubernur melaporkan 7 mantan bupati di Nanggroe Aceh Darussalam yang terseret kasus korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Laporan yang menyentakkan keingintahuan publik tentang bagaimana sebuah nilai kekuasaan disalahgunakan untuk kepentingan memperkaya diri sendiri. Irwandi kembali membuat kejutan yang menghenyakkan publik dengan membawa sendiri berkas-berkas temuan korupsi ke KPK berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), cukup mengejutkan bahwa laporan kerugian Negara akibat ulah koruptor dalam jejaring kekuasaan yang ditaksir berjumlah 202 milyar.
Gerak cepat bak cowboy ini telah membuka mata public bagaimana lingkaran kekuasaan mampu menggelapkan mata pemimpin yang dalam masa kepemimpinannya begitu dielu-elukan rakyatnya, apalagi jabatan setingkat Bupati yang memimpin daerah dengan luas wilayah yang begitu besar dan pengelolaan dana bagi pembangunan yang melimpah ruah. Korupsi seakan telah menjadi trade mark pemimpin masa kini, dimana berbagai mark up proyek dan upeti proyek terserap ke kantong pribadi. Berbagai kasus korupsi yang bertebaran selama ini, tidak menjadi bahan pelajaran bagi pemimpin public dalam menjalankan pemerintahannya yang sesungguhnya merupakan amanah dari rakyat. Kasus paling hangat yang masih berbekas di ingatan kita, bagaimana seorang “Abdullah Puteh” bias terbelenggu di Penjara Sukamiskin Bandung akibat kasus mark up pembelian helicopter.
Namun, kursi empuk dan bergelimang kekuasaan telah memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi pemimpin kita untuk melakukan perbuatan mengambil uang rakyat, lebih tragis lagi mereka seakan gelap mata melihat rakyatnya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Pantai Barat Selatan Nanggroe Aceh Darussalam kembali menjadi bahan perbincangan karena beberapa pemimpin masa lalu mereka terjerat kasus-kasus korupsi yangh dilaporkan Pak Irwandi ke KPK. Lagipula daerah Pantai Barat Selatan Nanggroe Aceh Darussalam ini baru terembus angina surga pemekaran wilayah, sebuah dilema besar bagi para penyokong pemekaran wilayah, karena aspek penting yang terbangun di masyarakat bawah, bahwa isu pemekaran wilayah yang selama ini di hembuskan tak lebih dari memanfaatkan sumber daya Aceh yang begitu kaya akan sumber alamnya.
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam selama ini terkenal sebagai daerah lumbung korupsi akibat pengelolaan keuangan daerah yang tidak baik, tak mengherankan bila budaya ini seakan tumbuh dan berkembang dalam setiap pergerakan kekuasaan untuk memperkaya diri atau menunjang cost politik kekuasaan. Bumi Syariat Islam seakan luntur akibat rusaknya sendi-sendi moral pemimpin umat, yang seharusnya mampu menjadi pengayom bagi umatnya.
Kita patut mendukung sepenuhnya gerakan moral atau reformasi birokrasi dengan gebrakan yang dijalankan oleh Pak Gubernur, semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi pemimpin kita yang ingin coba-coba merambah menggerogoti kenikmatan duniawi dengan perbuatan korupsi, karena korupsi identik dengan tikus-tikus lapar yang tidak pernah mencapai kepuasan dengan menghalalkan berbagai cara… Kita tunggu langkah selanjutnya KPK dalam menangani dugaan korupsi di Nanggroe Aceh Darussalam, sehingga langkah ini setidaknya mampu meminimalir berbagai kasus-kasus korupsi dan merupakan wujud kepedulian Pemda NAD untuk menyelamatkan uang Negara akibat perjarahan peradaban.
Kita juga berharap KPK mampu menjadi pilar guna memutus jejaring korupsi yang kian marak melanda provinsi yang berjulukan “Serambi Mekkah” ini. Karena biarkan uang-uang hasil mark up (korupsi)_tersebut dapat terserap bagi peningkatan kesejahteraan umat dan membuka lembaran baru reformasi birokrasi untuk menciptakan pemerintahan bersih di Nanggroe Aceh Darussalam… Banda Aceh, 19 Maret 2008 (Yef)
KETIKA DAMAI ITU INDAH
Kekerasan demi kekerasan hadir kembali di Headline beberapa media Aceh, kekerasan yang dipicu pertikaian akibat konflik ini kembali mengiris luka lama perjalanan negeri ini. Alhasil, korban kembali berjatuhan akibat Aktor Intelektual yang menginginkan negeri ini kembali berkubang dengan derita akan kekejaman konflik bersenjata. Rakyat sepertinya merasa bosan melihat realita perjalanan Aceh yang selalu membumbui diri dengan jeratan masalah akibat konflik, entah kapan mereka tersadarkan dan bertaubat untuk menjerumuskan diri dengan masalah-masalah yang meresahkan penghuni negeri ini.
Konflik telah melumatkan berbagai sendi-sendi kehidupan negeri ini, yang terwariskan hanyalah dendam yang tak berujung akhir dan berbekas tak mengenal zaman. Kejadian Atu Lintang, Aceh Tengah beberapa minggu lalu kembali memiriskan ingatan kita bagaimana anak negeri tak pernah merasa lelah mengumbar permusuhan, yang hadir hanyalah sisi negative dimana korban manusia kembali berjatuhan. Nampaknya para pelaku konflik masa lalu butuh konseling psikologi untuk mampu menetralisir denyut-denyut jeratan dendam yang hadir saat mereka dalam pergulatan konflik masa lalu. Namun, bukan pekerjaan mudah untuk kembali mencari sebuah pencerahan baru guna mengembalikan spirit membangun negeri ini yang hancur akibat derita konflik. Rakyat Aceh sudah hadir dengan semangat keberanian tinggi akibat trauma konflik, sehingga semua permasalahan harus terselesaikan dengan bumbu-bumbu kekerasan.
Akankah pelaku konflik baru ini tersadar, bahwa apa yang mereka lakukan pasca perjanjian damai Helsinki akan menghadirkan dendam-dendam baru, sehingga berujung pada konflik jilid baru yang secara tidak langsung akan merusak tatanan negeri ini yang sudah tertata rapi dengan kedamaian yang dirasakan rakyat pasca perjanjian damai Helsinki. Butuh kesungguhan untuk membangun kembali rasa aman bagi rakyat yang telah merasakan suatu bangunan keceriaan akibat proses damai tersebut, sehingga denyut perekonomian sebagai tatanan penting bagi rakyat dalam menata hidupnya dapat berjalan normal dan terhindar dari berbagai ketakutan-ketakutan akibat akibat perbuatan oknum-oknum yang hanya ingin berselimut dendam.
Akhirnya kita hanya bisa berdoa, semoga para pembawa bencana itu insaf dan mau berpikir positif bahwa sebuah makna perdamaian itu begitu mahal di raih, sehingga butuh keseriusan dalam berbagai pihak untuk menjaga perdamaian ini. Apresiasi kita berikan untuk Gubernur Irwandi-Nazar yang dengan kebijakannya telah mampu mempertahankan nilai-nilai perdamaian ini sebagai sebuah bangunan kokoh untuk dipelihara dan dijaga sehingga terciptalah sebuah tatanan kehidupan yang menjadi dambaan segenap rakyat di Nanggroe Aceh Darussalam… Banda Aceh, 18 Maret 2007
PERMASALAHAN KITA ’KELELAHAN IDEALISME’
Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaaan dan akalnya, sangat wajar jika kemudian pemuda, dalam hal ini juga mahasiswa, memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar dimiliki oleh pemuda. Pemikiran kritis mereka didambakan untuk melakukan perubahan jika masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Sehingga baik buruknya keadaaan masyarakat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa saat ini.
Hampir tidak ada yang membantah, jika akhir-akhir ini kita dihadapkan pada kondisi kelembagaan mahasiswa yang mesti mendapatkan pembenahan di sana sini. Mulai dari penyelenggaraan organisasi, kesigapan penyikapan isu-isu, hingga peningkatan kualitas mahasiswa sebagai subjek perubahan.
Faktor manusia merupakan hal utama yang selayaknya mendapatkan perhatian dari kita bersama, sehingga dari terbentuknya mahasiswa yang baik dan terbina secara pemikiran, jiwa dan raganya kemudian mampu dengan baik mentransformasikan nilai-nilai kebenaran tersebut dalam ruang gerak kelembagaaan mahasiswa kita.
Namun fenomena yang hari ini terjadi masih jauh dari kondisi yang kita inginkan bersama. Boleh jadi mahasiswa kita hari ini sedang mengalami kelelahan idealisme sebagaimana yang disinyalir oleh Syahrin Harahap dalam bukunya yang berjudul Penegakan Moral Akademik di Dalam dan Di Luar kampus sehingga menjadi pragmatis, terseret arus dan kemudian terjebak di dalamnya.
Fenomena yang bisa kita lihat secara gamblang adalah matinya kelompok-kelompok diskusi di sebagian besar kalangan mahasiswa kita. Anehnya, justru yang muncul adalah kelompok-kelompok gosip. Bahkan gosip sekarang tidak lagi lakon tunggal si mahasiswi (baca:perempuan) akan tetapi juga menjangkiti si mahasiswa (baca:laki-laki). Tema-tema gosippun beragam. Misalnya saja, apa merek ponsel? apa merek bedak dan gincu?, tipe cowok/cewek idaman, artis idola, apa merek jeansmu? atau malam mingguan nongkrong di mana?. Bahkan majalah-majalah mode dan remaja menjadi dominan mengisi tas mereka ketimbang buku bacaan yang mencerdaskan. Kita menjadi bangga ketika kita memamerkan tipe HP keluaran terbaru atau merek-merek baju dan parfum terkenal. Atau sekedar memamerkan bagian-bagian tubuh hingga membentuk cetakan dan lekukan yang sebenarnya tidak pantas untuk dipamerkan.
Menjadi aktivis mahasiswa adalah sebuah pilihan sekaligus panggilan moral. Tidak semua orang mampu melakoninya, apalagi mengakhiri pilihannya tersebut dengan indah dan penuh prestasi. Menjadi aktivis kemahasiswa harus siap (secara mental) menerima kritikan. Sebab kalau tidak, mereka akan dilindas oleh kekerdilan jiwa mereka sendiri.Sudah sepatutnya kemudian jika tanggung jawab yang dilimpahkan kepada aktivis mahasiswa hari ini dilaksanakan sungguh-sungguh demi perbaikan. Sehingga benarlah kemudian jika tradisi perjuangan kita adalah demi menuju perbaikan bersama. lebih jauh, sesungguhnya secara de facto perbaikan yang akan kita perjuangkan ini merupakan tanggung jawab kita bersama.(Yef)
TSUNAMI DAN TERORISME
SEANDAINYA gelombang tsunami yang merenggut ratusan ribu nyawa merupakan perbuatan manusia, bisa jadi Amerika akan menduga atau menuduh Ustaz Abu Bakar Baasyir berada di belakangnya. Mengapa demikian, karena harus ada tertuduh dan tersangka. Mereka yang harus dituduh dan berbuat salah tentu saja mereka yang tidak berdaya. Sebaliknya, mereka yang menuduh bisa dipastikan adalah yang berkuasa dan mengontrol seluruh sumber daya. Pengendalian atas segala sumber kekuasaan termasuk sumber daya informasi akan mampu merekayasa sebuah kebenaran. Sejarah hanya ditulis oleh jenderal-jenderal yang menang perang. Tengok saja, ihwal berbagai kritikan atas peristiwa tsunami tatkala nyaris tak terdengar adanya bantuan dari negara Islam Timur Tengah. Tidak banyak orang mengetahui bahwa selain pemerintah Saudi menyiapkan USD 30 juta, masyarakat sipil melalui yayasan-yayasan kebajikan di negeri itu sepakat menyiapkan dana sebesar 580 juta real untuk membantu korban tsunami di Asia Selatan dan Tenggara, khususnya di Indonesia.
Persoalan muncul tatkala dana-dana yayasan kebajikan yang kebetulan disimpan di negeri Paman Sam dan negeri-negeri Eropa itu sulit dicairkan. Pasalnya adalah otoritas keuangan di negeri itu memblokir dana-dana tersebut atas dasar dugaan sering digunakan untuk membiayai gerakan terorisme.
Semua orang tahu bahwa media massa kita bekerja dalam kondisi tidak bebas nilai. Banyak media cetak ataupun elektronik yang mengutip begitu saja informasi dari pihak barat. Keunggulan seorang calon presiden banyak ditentukan oleh iklan-iklan di media massa. Mereka yang mengontrol media massa melalui para owner, pemilik modal, dan lembaga-lembaga polling, akan memenangi pemilihan presiden itu.
Tak satu pun media massa di Indonesia, khususnya media elektronik, yang benar-benar mandiri, netral, apalagi berpihak pada masyarakat biasa. Pemilik media turut mewarnai gaya dan jenis pemberitaan. Ada satu-dua media cetak yang membawa dan mengusung idealisme, tetapi biasanya tak mampu bertahan dan tak berumur panjang.
Tidak heran jika negara-negara kapitalis berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dan sumbangan kepada negara yang tertimpa bencana tsunami. Bantuan itu sebagian besar tidak gratisan melainkan berbentuk pinjaman lunak. Yang namanya pinjaman, keras atau lunak, cepat atau lambat akan menjerat leher si negara peminjam. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh negara-negara Islam kepada negeri miskin semacam Indonesia.
Gembar-gembor tentang bantuan kemanusiaan dari negeri kapitalis itu diekspose di media secara besar-besaran. Namun, seperti yang disinyalir oleh Sekjen PBB Kofi Annan, komitmen bantuan semacam itu acapkali hilang dan dilupakan tanpa ada sanksi apa pun. Kebiasaan melanggar janji tampaknya menjadi ciri negara-negara yang berwatak kapitalis kolonialis.
Tentu saja, operasi bantuan di lapangan harus ditampilkan dengan liputan besar-besaran. Operasi tersebut biasanya mengerahkan kekuatan militer, karena konon hanya militerlah organisasi yang paling efektif untuk melakukan segala jenis operasi termasuk operasi bantuan kemanusiaan. Setiap operasi militer selalu membawa dan menyimpan tujuan-tujuan spesifik. Salah satu tujuannya adalah memberi efek takut atau jera yang lazim disebut show of force. Semua kegiatan militer yang dibatasi oleh jangka waktu, jumlah dan biaya tertentu disebut operasi militer. Setiap operasi militer selalu memiliki tugas terkandung yang merupakan penjabaran dari tugas pokoknya. Dalam teori komando dan staf, tugas pokok satuan tentara merupakan rangkuman dari tugas terkandung dan tugas yang dinyatakan kembali. Sebagai mantan perwira TNI dan pernah mengecap pendidikan Sesko, saya tidak pernah percaya bahwa bantuan militer Amerika Serikat di Nanggroe Aceh Darussalam adalah murni operasi bantuan kemanusiaan.
Dalam pengertian awam, sebuah kegiatan kemanusiaan haruslah terbebas dari tujuan lain seperti politik, ekonomi, apalagi militer. Nyatanya, perlombaan membantu korban tsunami tengah terjadi dalam suasana yang sangat eksesif. Semua perusahaan besar dan perusahaan negara yang tidak pernah untung dan sarat dengan korupsi pun ramai-ramai pasang iklan dan pamer sumbangan. Iklan dan sumbangan itu secara jeli dimobilisasi oleh sebuah TV swasta yang terus-menerus menampilkan bantuan yang diberikan langsung oleh pemilik TV tersebut.
Dengan retorika politik kemanusiaan kita menyaksikan betapa santun dan penuh kasih sayang pribadi sang penyumbang. Sebuah penampilan yang berhasil dari sosok politisi yang turut bertarung dalam konvensi dan perebutan posisi sebuah partai politik besar.
Meski begitu, harus diakui bahwa tayangan televisi atas peristiwa gempa dan tsunami, khususnya di wilayah NAD, telah mengetuk hati dan nurani bangsa Indonesia. Sebuah solidaritas yang digalang secara spontan sangat membesarkan hati. Mereka yang tidak mampu memberi sumbangan berupa harta siap menjadi relawan. Menjadi relawan tanpa kemampuan spesifik, secara ikhlas digalang oleh mereka untuk mengangkat dan menguburkan jenazah. Itulah antara lain yang dilakukan oleh organisasi-organisasi dan elemen-elemen Islam, antara lain Majelis Mujahidin.
Muncul persoalan transportasi. Pada hari H plus 5 dan 6, para relawan banyak menumpuk di Halim Perdana Kusumah. Mereka sulit memperoleh tempat di pesawat, karena angkutan udara diprioritaskan untuk membawa logistik, bantuan makanan, dan obat-obatan. Saya secara pribadi menghubungi seorang menteri dan berharap bisa membantu keberangkatan relawan Majelis Mujahidin. Saya mengatakan bahwa relawan kami secara ikhlas siap mengangkat, menyolatkan, dan menguburkan jenazah tanpa bantuan alat peralatan.Saya menerima jawaban singkat dari sang menteri berupa sebuah ucapan singkat "selamat mengangkat jenazah". Saya bisa memahami betapa sibuk dan canggihnya tugas seorang menteri, terlebih dalam keadaan seperti sekarang ini. Meski demikian, saya sulit lari dari anggapan bahwa sang menteri termasuk alergi mendengar organisasi Islam semacam Majelis Mujahidin. Sikap ini layak dimaklumi karena Amir atau Ketua Majelis Mujahidin adalah Ustaz Abu Bakar Baasyir.
Saya justru tertarik menjadi anggota Majelis Mujahidin, karena pribadi para pengurusnya. Banyak di antara mereka memiliki kapasitas ilmu yang tinggi tetapi hidup dengan sederhana. Organisasi ini tidak pernah mengajukan proposal kegiatan kepada pemerintah seperti yang banyak dilakukan oleh ormas-ormas lainnya. Segala kegiatan organisasi dibiayai dari saweran atau iuran anggotanya. Selain itu, Majelis Mujahidin adalah lembaga tansiq dari semua umat Islam yang bersedia, setuju, dan sepakat berikhtiar mencapai tujuan penegakan syariat Islam. Kami juga sepakat menjaga keutuhan akidah ahlussunah wal jamaah. Dan sedapat mungkin melakukan perjuangan dengan mengikuti manhaj Rasulullah saw. seperti yang juga dilakukan oleh para mujahid dan ulama salafusshalih.
Majelis Mujahidin merupakan tansiq (aliansi) dari semua umat Islam dengan menghindari segala bentuk firqah (golongan) dan sifat-sifat ta'asub (membangga-banggakan diri dan golongannya). Kendatipun demikian, tansiq ini tetap harus diberi nama sehingga pada kongres pertama pendiriannya disepakati bernama Majelis Mujahidin.Pada kongres pertama tahun 2000 Ustaz Abu Bakar Baasyir terpilih sebagai Amir, dan terpilih lagi pada kongres kedua tahun 2003. Terpilihnya Ustaz Abu sebagai Amir menimbulkan pandangan negatif dari mereka yang terpengaruh dan terbius oleh fitnah dan propaganda Barat seakan-akan Ustaz Abu Bakar Baasyir adalah seorang teroris. Seperti kita ketahui, pada pengadilan pertama sampai ke tingkat kasasi Ustaz Abu Bakar Baasyir tidak terbukti melakukan makar maupun berencana membunuh Megawati.
Ustaz Abu hanya terbukti melakukan pelanggaran imigrasi. Sebuah pelanggaran yang sama dengan yang dilakukan oleh Casingkem yang mengganti namanya menjadi Novitasari. Bedanya Ustaz Abu divonis kasasi selama 1,5 tahun sementara Casingkem disambut Megawati di Istana Merdeka layaknya seorang pahlawan.
Ustaz Abu kemudian diadili lagi atas tekanan dan permintaan Amerika. Fakta ini dengan tegas dinyatakan oleh Fred Burks, mantan penerjemah pertemuan Bush dan Megawati di Gedung Putih, 19 September 2001. Seperti yang di muat 1 Januari 2005, Burks Gatrabercerita lebih detail bahwa tiga pekan sebelum meledak bom Bali, ada pertemuan rahasia di rumah Megawati pada 16 September 2002. Ketika Megawati menolak menyerahkan Baasyir kepada Amerika karena akan timbul instabilitas politik dan agama yang tidak akan sanggup ia tanggung, seorang agen CIA mengatakan bahwa bila Baasyir tidak diserahkan ke Amerika, situasi akan tambah sulit. Tak sampai empat pekan kemudian, bom Bali meledak.
Meski secara faktual di pengadilan, bom Bali terbukti dilakukan oleh Imam Samudera cs, sulit mencegah munculnya kecurigaan adanya rekayasa intelijen. Kita sudah punya pengalaman tatkala intelijen menyusupkan seorang agen untuk mendorong kelompok Imron melakukan perampokan dan perampasan senjata di Polsek Cicendo dan pembajakan Pesawat Woyla. Strategi pancing jaring merupakan cara yang efektif untuk mendorong kelompok Islam yang berghirah tinggi melakukan tindak kriminal sehingga tersedia cukup alasan untuk menjaring pemimpin-pemimpinnya ke dalam penjara.
Saat ini, umat Islam tertentu kembali terpojok dengan stigma dan label-label radikalisme dan terorisme. Dan ketika Ustaz Abu dizalimi dan dicap sebagai teroris, masuk akal dan bisa diterima adanya sikap khawatir dan rasa takut orang-orang tertentu untuk berhubungan dengannya. Hal ini berimbas kepada Majelis Mujahidin.
Repotnya, kebencian Amerika Serikat kepada Ustaz Abu lantas terbawa ke Nanggroe Aceh Darussalam. Informasi yang saya terima dan perlu dicek kebenarannya adalah militer Amerika meminta pemerintah RI untuk memulangkan relawan Majelis Mujahidin yang saat ini berada di Aceh.
Jika ini benar sungguh sebuah tragedi politik di tengah tragedi kemanusiaan. Sebagai organisasi resmi dan terbuka, Majelis Mujahidin tidak pernah berususan dengan negara. Secara institusi, Majelis Mujahidin tidak pernah melawan pemerintah. Jangankan menjadi teroris, menempeleng orang pun tidak pernah dilakukan oleh kader dan anggota Majelis Mujahidin. Bahwa organisasi ini memiliki tujuan penegakan Syariat Islam (PSI) di Indonesia, tidak berarti melawan pemerintah. Dalam salah satu keputusan kongresnya, Majelis Mujahidin akan memperjuangkan PSI dengan cara terbuka berupa seruan, surat, dan tawsiah kepada pemerintah. Jika itu telah dilakukan insya Allah kami terbebas dari kewajiban PSI kendati pun pemerintah tidak mau melaksanakannya.
Tragedi politik akan terjadi jika benar pemerintah menuruti keinginan tentara Amerika, yakni sebuah pengusiran kepada warga negara atas permintaan asing untuk pergi dari suatu tempat di negerinya sendiri. Apa dosa kami kepada Nanggroe Aceh Darussalam? Apa salahnya kami sebagai warga negara turut membantu sesama muslim di negeri kami sendiri atas musibah yang menimpa teman-teman kami itu? Betapa rendah dan hinanya pemerintah kita jika itu dilakukan atas tekanan pihak asing. Itu akan jadi preseden dan menjadi bukti bahwa bantuan kemanusiaan pihak asing dengan kekuatan militernya telah berhasil memaksakan kehendaknya kepada sebuah negara yang berdaulat. Semoga hal itu tidak terjadi. Wallahualam bishshawab.***
SUMBER ; Swaramuslim.net
ACEH DALAM JERATAN PEMURTADAN
Tulisan di kaos lengan pendek warna abu-abu muda itu bisa bikin mesem-mesem, "I love Jesus because I'm a Muslim and so is he (Saya mencintai Yesus karena saya seorang Muslim begitu pula dia)." Oleh-oleh isteriku dari Melbourne itu sederhana, tapi mengesankan.Kaos yang dibuat oleh IISNA, Islamic Information and Service Network of Australia, itu pesannya sesuatu yang sudah jelas, dan difahami ratusan juta Muslimin Indonesia sejak kanak-kanak. Tapi berapa orang dari kita yang pernah mengatakannya kepada teman-teman kita penganut agama Kristen? Bahwa Jesus alias Nabi Isa As. adalah seorang Muslim, inti ajaran yang dibawanya sama dengan yang dibawa Nabi Muhammad Saw. yaitu tauhid, menolak penyembahan dan pengabdian selain kepada satu Ilah.
Penyimpangan terjadi setelah dirinya diangkat oleh Allah Swt. Beberapa muridnya berkompromi dengan Paulus --orang yang selama hidupnya sama sekali tak pernah berjumpa Jesus--, yang tadinya sangat anti-ajaran Jesus tapi kemudian berbalik jadi penda'wah utama ajaran Kristen. Catatan-catatan pribadinya bahkan kini jadi bagian penting kitab suci Kristen (Bible).
Pauluslah yang mengakomodasi kepercayaan pagan Romawi --bahwa tuhan lebih dari satu, dan menyepakati tiga unsur tuhan yang merupakan kesatuan (trinitas): tuhan Bapa, tuhan anak (Jesus), dan roh kudus. Distorsi ini kemudian mencapai puncaknya, ketika Kaisar Konstantin Agung, raja superpower Romawi waktu itu, menyelenggarakan Konsili Nicea tahun 325 M. Kongres besar Kristen ini memilih teologi Paulus sebagai teologi resmi Gereja, dan menganggap semua aliran Kristen yang lain sebagai heresy (kekafiran). Di Konsili ini, aspek-aspek Ketuhanan Jesus diputuskan lewat pemungutan suara (voting).
Tahun 392 M Kaisar Theodosius mengeluarkan Edict of Theodosius, yang meresmikan Kristen sebagai agama negara bagi Kekaisaran Romawi. Ketika Kristen secara resmi jadi agama Romawi --yang dicampur-aduk dengan paganisme, resmi pulalah penyelewengannya dari ajaran tauhid Jesus.
Kaos itu sebuah cara sederhana untuk mendudukkan perkara sebenarnya dari pandangan Islam. Jesus adalah nabi. Telah mendahului sebelum dia nabi-nabi lain yang diutus Allah Swt. dengan pesan yang sama: mengingatkan kembali siapa manusia, siapa Penciptanya, dan bagaimana manusia bersikap tahu diri kepada Penciptanya.
Ngomong-ngomong tentang Jesus, ada berita di harian The Washington Post yang menggelikan. Evangelis terkenal Jerry Falwell yang berteman dekat dengan Presiden W Bush bilang begini, "Rakyat di kawasan itu (Aceh) belum pernah mendengar nama Jesus disebut, jadi tak ada salahnya misionaris menyebarkan ajaran Bible sambil membawa bantuan kemanusiaan." Ia menanggapi kritik terhadap gerakan Kristenisasi di balik bantuan bagi korban Tsunami di Aceh. Lucunya, wartawan penulis berita itu sendiri yang membantah Falwell, "Tidak benar itu. Sebagai Muslim orang Aceh sudah mengenal Jesus karena nama itu tertera di dalam al-Quran bahkan sejak mereka mempelajarinya di waktu kecil." Di dalam al-Quran, nama Nabi Isa As. alias Jesus disebut jauh lebih banyak daripada nama Nabi Muhammad Saw.
Yang sering lupa justeru umat Muslim sendiri, bahwa salah satu misi utama Islam adalah meluruskan berbagai ajaran yang bengkok, terutama pada kaum yang menamakan dirinya Yahudi dan Nasrani. Al-Ikhlash yang bagi banyak orang sering biasa disebut surat "Qulhu" turun di masa-masa sangat awal kenabian Muhammad, sudah menohok ulu hati teologi yang menyimpang itu, "Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan..." Tapi, untuk sekedar menjelaskan kebengkokan itu kepada teman-teman Kristen pun umat Muslim Indonesia cenderung enggan. Sebagian karena nggak mau ribut, sebagian karena memang nggak tahu harus bicara apa, karena tak cukup percaya diri. Jadi, jika kini umat Muslim Indonesia ---khususnya yang bekerja membantu Aceh-- tak bersikap jelas menghadapi Kristenisasi lewat bantuan kemanusiaan, ya wajar saja.
Di Pulau Aceh, di seberang Pulau We di mana Sabang berada, Catholic Relief Service (CRS) kabarnya sudah mendapat lampu hijau langsung dari Presiden SBY, untuk menangani pembangunan lebih dari 100 rumah penduduk. Lobinya lewat Menkokesra Alwi Shihab. Pulau itu konon sudah lama dikenal sebagai salah satu basis gerakan separatis. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah naik helikopter, mengunjungi daerah-daerah terpencil Aceh, dipandu oleh dua orang petugas dari Obor Berkat Indonesia (OBI), organisasi yang rajin membungkus obat dengan kantong plastik bertuliskan pesan-pesan gereja. Lebih dari 70 LSM dari Vatikan ditenteng mendarat oleh dubesnya sendiri masuk ke pedalaman garis pantai Aceh Barat siap mendirikan sekolah-sekolah. Truk-truk logistik World Vision beroda 12 merajai jalan-jalan Banda Aceh.
Apakah rakyat Aceh diam saja, karena mereka sedang butuh bantuan? Tidak. Di lapangan kita mulai mendengar berbagai keresahan mereka, tapi camat dan bupati yang jadi tuan rumah sedang berperan sebagai diplomat. Di satu sisi mereka harus mendengarkan kegelisahan rakyat, di sisi lain mereka tak mau dibilang 'fanatik' oleh atasannya. Sedangkan kita sedang menunggu bom waktu. Jika pemerintah menganggap "tidak ada masalah" dengan berbagai gerakan Kristenisasi itu, berarti pemerintah secara tidak langsung sedang mendiamkan proses menuju terjadinya insiden-insiden yang akan punya daya tarik internasional.
Logika sehatnya, kehadiran orang-orang misi Kristen di Aceh --sebuah negeri Muslim, justeru kesempatan bagi rakyat Aceh meluruskan kebengkokan ajaran iman mereka. Di Afghanistan dan Iraq itulah yang terjadi. Ribuan tentara Amerika yang ditugaskan menduduki negeri-negeri Muslim malah bersyahadat sejak Perang Teluk I, Perang Afghanistan, dan Perang Teluk II.
Anda ingat wartawan Inggris Yvonne Ridley, yang disandera oleh pasukan Taliban beberapa pekan sebelum AS menyerang negeri miskin itu akhir 2001? Selama sepuluh hari ditahan Taliban, Yvonne ngamuk hampir tak berhenti. Caci-maki berupa kata-kata kotor diteriakkannya kepada pemuda-pemuda bersurban hitam. Makanan yang diberikan kepadanya dilemparkan ke wajah pemuda-pemuda bergamis itu. Tak sekalipun mereka membalas amukan Yvonne. Beberapa pekan setelah dibebaskan dan berada di London, Yvonne malah bersyahadat. Untuk korban Tsunami di Aceh, Yvonne memandu sebuah lelang amal live di televisi bagi ICR (Indonesian Children Relief) dan Muslim's Hand, organisasi bantuan kemanusiaan Muslim di negeri itu. Seorang pria menyumbangkan mobil Mercedes Benz lewat Yvonne.
Tapi kenapa logika sehat yang terjadi di Iraq dan Afghanistan tidak berlaku di Aceh? Kenapa hati kita dilanda kecemasan serius akan aqidah rakyat Nanggroe Aceh Darussalam, yang oleh bangsa kita dikenal kuat berpegang pada Islam? Sejujurnya, itu karena kita melihat dengan mata sendiri, pelan-pelan Islam tak lagi terlihat begitu kental di jalan-jalan Aceh. Gadis-gadis Aceh sudah tak segan lagi menonjolkan auratnya, bahkan bertempelan badan dengan lelaki yang bukan muhrimnya, di atas motor dan di pasar-pasar. Getar suara adzan sudah tak lagi mengundang cukup banyak orang untuk datang ke masjid. Rokok dan kopi jauh lebih mengasyikkan bagi lelaki Aceh ketimbang mengirup segarnya al-Quran. Demikian, kata sahabat-sahabatku orang Aceh sendiri. Dan sejujurnya juga, dalam hal-hal itu, bukan hanya Aceh tetapi diri kita sendiri di luar Aceh pun patut kita cemaskan.
Sumber : Hidayatullah
Penyimpangan terjadi setelah dirinya diangkat oleh Allah Swt. Beberapa muridnya berkompromi dengan Paulus --orang yang selama hidupnya sama sekali tak pernah berjumpa Jesus--, yang tadinya sangat anti-ajaran Jesus tapi kemudian berbalik jadi penda'wah utama ajaran Kristen. Catatan-catatan pribadinya bahkan kini jadi bagian penting kitab suci Kristen (Bible).
Pauluslah yang mengakomodasi kepercayaan pagan Romawi --bahwa tuhan lebih dari satu, dan menyepakati tiga unsur tuhan yang merupakan kesatuan (trinitas): tuhan Bapa, tuhan anak (Jesus), dan roh kudus. Distorsi ini kemudian mencapai puncaknya, ketika Kaisar Konstantin Agung, raja superpower Romawi waktu itu, menyelenggarakan Konsili Nicea tahun 325 M. Kongres besar Kristen ini memilih teologi Paulus sebagai teologi resmi Gereja, dan menganggap semua aliran Kristen yang lain sebagai heresy (kekafiran). Di Konsili ini, aspek-aspek Ketuhanan Jesus diputuskan lewat pemungutan suara (voting).
Tahun 392 M Kaisar Theodosius mengeluarkan Edict of Theodosius, yang meresmikan Kristen sebagai agama negara bagi Kekaisaran Romawi. Ketika Kristen secara resmi jadi agama Romawi --yang dicampur-aduk dengan paganisme, resmi pulalah penyelewengannya dari ajaran tauhid Jesus.
Kaos itu sebuah cara sederhana untuk mendudukkan perkara sebenarnya dari pandangan Islam. Jesus adalah nabi. Telah mendahului sebelum dia nabi-nabi lain yang diutus Allah Swt. dengan pesan yang sama: mengingatkan kembali siapa manusia, siapa Penciptanya, dan bagaimana manusia bersikap tahu diri kepada Penciptanya.
Ngomong-ngomong tentang Jesus, ada berita di harian The Washington Post yang menggelikan. Evangelis terkenal Jerry Falwell yang berteman dekat dengan Presiden W Bush bilang begini, "Rakyat di kawasan itu (Aceh) belum pernah mendengar nama Jesus disebut, jadi tak ada salahnya misionaris menyebarkan ajaran Bible sambil membawa bantuan kemanusiaan." Ia menanggapi kritik terhadap gerakan Kristenisasi di balik bantuan bagi korban Tsunami di Aceh. Lucunya, wartawan penulis berita itu sendiri yang membantah Falwell, "Tidak benar itu. Sebagai Muslim orang Aceh sudah mengenal Jesus karena nama itu tertera di dalam al-Quran bahkan sejak mereka mempelajarinya di waktu kecil." Di dalam al-Quran, nama Nabi Isa As. alias Jesus disebut jauh lebih banyak daripada nama Nabi Muhammad Saw.
Yang sering lupa justeru umat Muslim sendiri, bahwa salah satu misi utama Islam adalah meluruskan berbagai ajaran yang bengkok, terutama pada kaum yang menamakan dirinya Yahudi dan Nasrani. Al-Ikhlash yang bagi banyak orang sering biasa disebut surat "Qulhu" turun di masa-masa sangat awal kenabian Muhammad, sudah menohok ulu hati teologi yang menyimpang itu, "Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan..." Tapi, untuk sekedar menjelaskan kebengkokan itu kepada teman-teman Kristen pun umat Muslim Indonesia cenderung enggan. Sebagian karena nggak mau ribut, sebagian karena memang nggak tahu harus bicara apa, karena tak cukup percaya diri. Jadi, jika kini umat Muslim Indonesia ---khususnya yang bekerja membantu Aceh-- tak bersikap jelas menghadapi Kristenisasi lewat bantuan kemanusiaan, ya wajar saja.
Di Pulau Aceh, di seberang Pulau We di mana Sabang berada, Catholic Relief Service (CRS) kabarnya sudah mendapat lampu hijau langsung dari Presiden SBY, untuk menangani pembangunan lebih dari 100 rumah penduduk. Lobinya lewat Menkokesra Alwi Shihab. Pulau itu konon sudah lama dikenal sebagai salah satu basis gerakan separatis. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah naik helikopter, mengunjungi daerah-daerah terpencil Aceh, dipandu oleh dua orang petugas dari Obor Berkat Indonesia (OBI), organisasi yang rajin membungkus obat dengan kantong plastik bertuliskan pesan-pesan gereja. Lebih dari 70 LSM dari Vatikan ditenteng mendarat oleh dubesnya sendiri masuk ke pedalaman garis pantai Aceh Barat siap mendirikan sekolah-sekolah. Truk-truk logistik World Vision beroda 12 merajai jalan-jalan Banda Aceh.
Apakah rakyat Aceh diam saja, karena mereka sedang butuh bantuan? Tidak. Di lapangan kita mulai mendengar berbagai keresahan mereka, tapi camat dan bupati yang jadi tuan rumah sedang berperan sebagai diplomat. Di satu sisi mereka harus mendengarkan kegelisahan rakyat, di sisi lain mereka tak mau dibilang 'fanatik' oleh atasannya. Sedangkan kita sedang menunggu bom waktu. Jika pemerintah menganggap "tidak ada masalah" dengan berbagai gerakan Kristenisasi itu, berarti pemerintah secara tidak langsung sedang mendiamkan proses menuju terjadinya insiden-insiden yang akan punya daya tarik internasional.
Logika sehatnya, kehadiran orang-orang misi Kristen di Aceh --sebuah negeri Muslim, justeru kesempatan bagi rakyat Aceh meluruskan kebengkokan ajaran iman mereka. Di Afghanistan dan Iraq itulah yang terjadi. Ribuan tentara Amerika yang ditugaskan menduduki negeri-negeri Muslim malah bersyahadat sejak Perang Teluk I, Perang Afghanistan, dan Perang Teluk II.
Anda ingat wartawan Inggris Yvonne Ridley, yang disandera oleh pasukan Taliban beberapa pekan sebelum AS menyerang negeri miskin itu akhir 2001? Selama sepuluh hari ditahan Taliban, Yvonne ngamuk hampir tak berhenti. Caci-maki berupa kata-kata kotor diteriakkannya kepada pemuda-pemuda bersurban hitam. Makanan yang diberikan kepadanya dilemparkan ke wajah pemuda-pemuda bergamis itu. Tak sekalipun mereka membalas amukan Yvonne. Beberapa pekan setelah dibebaskan dan berada di London, Yvonne malah bersyahadat. Untuk korban Tsunami di Aceh, Yvonne memandu sebuah lelang amal live di televisi bagi ICR (Indonesian Children Relief) dan Muslim's Hand, organisasi bantuan kemanusiaan Muslim di negeri itu. Seorang pria menyumbangkan mobil Mercedes Benz lewat Yvonne.
Tapi kenapa logika sehat yang terjadi di Iraq dan Afghanistan tidak berlaku di Aceh? Kenapa hati kita dilanda kecemasan serius akan aqidah rakyat Nanggroe Aceh Darussalam, yang oleh bangsa kita dikenal kuat berpegang pada Islam? Sejujurnya, itu karena kita melihat dengan mata sendiri, pelan-pelan Islam tak lagi terlihat begitu kental di jalan-jalan Aceh. Gadis-gadis Aceh sudah tak segan lagi menonjolkan auratnya, bahkan bertempelan badan dengan lelaki yang bukan muhrimnya, di atas motor dan di pasar-pasar. Getar suara adzan sudah tak lagi mengundang cukup banyak orang untuk datang ke masjid. Rokok dan kopi jauh lebih mengasyikkan bagi lelaki Aceh ketimbang mengirup segarnya al-Quran. Demikian, kata sahabat-sahabatku orang Aceh sendiri. Dan sejujurnya juga, dalam hal-hal itu, bukan hanya Aceh tetapi diri kita sendiri di luar Aceh pun patut kita cemaskan.
Sumber : Hidayatullah
GLOBALISASI : SKENARIO MUTAKHIR KAPITALISME
Globalisasi bukan sekedar slogan ekonomi kapitalis dan bukan pula salah satu fenomena dalam ideologi kapitalisme yang beraneka ragam. Globalisasi adalah sebuah pemikiran ideologi Kapitalisme yang komprehensif dan meliputi segenap aspek kehidupan, kendatipun yang menonjol adalah aspek ekonomi. Globalisasi merupakan serangan total peradaban kapitalis yang melanda seluruh pelosok dunia —termasuk dunia Islam— dan merupakan serangan yang sangat ganas dan mematikan dengan senjata modal —yang memang sangat vital bagi roda kehidupan— untuk melumpuhkan seluruh bangsa di dunia, termasuk kaum muslimin.
Hampir tak ada perlawanan apa pun terhadap ide globalisasi ini dari para penguasa kaum muslimin dan kawan-kawan dekat mereka yang oportunis, yang telah bersekutu dengan kaum kafir dalam penjajahan gaya baru mereka. Para penguasa dan sekutu mereka malah mempromosikan penjajahan tersebut kepada rakyat mereka dan menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat membanggakan.
Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah, universal. Jadi globalisasi maksudnya adalah universalisasi ideologi kapitalisme, atau menjadikan kapitalisme sebagai satu-satunya ideologi dan peradaban dunia. Monopoli kata “universal” di sini yang dikhususkan hanya untuk ideologi kapitalisme, sesungguhnya adalah suatu keangkuhan dan kesombongan, serta merupakan hinaan terhadap ideologi lain yang bersifat universal. Hal ini mencerminkan sikap tidak mau terhadap eksistensi ideologi lain tersebut. Sikap ini sama halnya dengan monopoli kata “demokrasi” hanya untuk kapitalisme. Padahal demokrasi secara bersamaan dianut pula oleh ideologi atau filsafat non-kapitalisme.
Globalisasi adalah suatu ungkapan yang berarti penyatuan (integrasi) dan penundukan perekonomian lokal ke dalam perekonomian dunia, dengan cara memaksakan penerapan format ekonomi swasta ke dalam struktur perekonomian dunia, serta menjadikan ekspor setiap negara ditujukan untuk pasar dunia, selain untuk pasar regional.
Semua ini mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang, dan jasa. Jadi pasar dan perekonomian dunia itu tentu bukanlah perekonomian yang tertutup atau terproteksi, melainkan perekonomian terbuka, atau apa yang disebut dengan pasar yang terbuka terhadap segala kekuatan ekonomi.
Istilah globalisasi pertama kali mengemuka pada bulan Nopember 1992 di majalah Criminal Politics Magazine terbitan Amerika di bawah rubrik Globalology. Majalah tersebut mempublikasikan sebuah artikel berjudul The Carrol Quigley-Clinton Connection (Hubungan Presiden Clinton dengan Profesor Carrol Quigley). Profesor ini dulu adalah dosen Clinton di Universitas Georgetown, yang mengasuh beberapa mata kuliah mengenai ekonomi-strategis pada salah satu program pasca sarjana universitas. Tulisan itu menyebutkan, Profesor Quigley pernah mengizinkan Clinton untuk “mengintip” kebijakan-kebijakan yang bersifat rahasia, serta meminta Clinton untuk mempelajarinya dan ikut serta mempersiapkan kajan-kajian yang dapat menguntungkan pemerintah Amerika. Clinton terus melakukan kajian dan persiapannya selama 20 tahun, dan akhirnya berhasil menelorkan ide-ide ekonomi yang berhubungan dengan Tata Dunia Baru. Sejak awal dia telah meletakkan asas-asas kajian dan penelitiannya. Hal ini dibuktikan dengan pernyataannya,”Tidaklah mudah menciptakan tata aturan dunia yang didasarkan pada dominasi perekonomian internasional sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, bank-bank sentral di berbagai negara harus dimanfaatkan sesuai dengan perjanjian-perjanjian rahasia yang ditetapkan dalam berbagai pertemuan, perundingan, dan konferensi.”
Ide-ide tersebut terkristalisasi dengan sempurna dan mulai muncul ke permukaan pada awal dasawarsa 90-an. Ide-ide tersebut semakin matang dengan runtuhnya Uni Soviet, berakhirnya masa komunisme, dan keluarnya sosialisme dari medan internasional. Ini mengharuskan adanya introduksi dan perencanaan strategi ekonomi dalam skala luas untuk melemahkan dan kemudian menghancurkan sisa-sisa sosialisme secara total, untuk kemudian digantikan dengan persepsi-persepsi kapitalis, termasuk ide globalisasi, ekonomi pasar, dan perdagangan bebas, sebagai ide-ide yang diklaim paling aktual dan paling relevan dengan abad ke-21.
Semua ini membutuhkan perwujudan ide globalisasi dan perekrutan tokoh-tokohnya. Maka, muncullah istilah globalisasi, dan Clinton-lah yang menjadi perintisnya mengingat istilah ini muncul berbarengan dengan awal masa pemerintahannya.
Tapi karena kapitalisme merupakan kumpulan dari beraneka macam madzhab dan aliran pemikiran, maka dilakukanlah seleksi untuk mencari aliran pemikiran terunggul yang akan diadopsi Amerika. Pada masa sebelumnya, telah ada kapitalisme Adam Smith dan David Ricardo yang memberikan otoritas besar pada hak milik pribadi dan memperkokoh feodalisme dan monopoli raksasa, sehingga menimbulkan berbagai kecaman dan revolusi terhadap kapitalisme, karena masyarakat sangat marah dan jengkel menghadapi dominasi individu-individu secara sewenang-wenang terhadap rakyat kecil yang hidup serba susah.
Kondisi ini akhirnya membidani lahirnya ide-ide sosialisme dan komunisme serta ide tentang hak milik umum. Kapitalisme mau tak mau meluruskan kekeliruannya tentang ide hak milik pribadi, memasukkan revisi-revisi ke dalam ideologi kapitalisme, dan beradaptasi sesuai dengan kenyataan baru yang ada. Ini sesungguhnya merupakan koreksi terhadap kapitalisme, sebab dia telah mentolerir masuknya ide-ide sosialisme ke dalam kerangka ideologi kapitalisme. Inilah awal munculnya ide sosialisme negara dan ide pemberian peran yang besar kepada sektor publik (hak milik umum), untuk meringankan kezhaliman yang ditimbulkan oleh hak milik pribadi (swasta).
Namun setelah sosialisme redup dan komunisme runtuh, ada semacam keharusan untuk kembali kepada kapitalisme yang asli, serta menutupinya dengan baju baru supaya tidak menjadi bahan cacian untuk kedua kalinya dan supaya tidak ada revolusi-revolusi lagi untuk menentang kapitalisme. Maka kemudian dicanangkanlah dengan seksama ide globalisasi yang mengubah kembali sektor publik menjadi sektor swasta, sehingga negara dapat berlepas diri dari tanggung jawabnya. Padahal kebijakan ini terkadang menimbulkan akibat-akibat yang destruktif.
Di samping itu Amerika memang mempunyai keunggulan internasional di bidang ekonomi dan menguasai komoditas- komoditas produk yang terpenting —terutama peralatan militer— serta memonopoli beberapa komoditas strategis seperti komputer dan informasi. Amerika juga jauh dari berbagai pergolakan dan perang yang direkayasanya di Eropa untuk saling membenturkan kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada, yang pada gilirannya akan melemahkan dan menghilangkan kesatuan Eropa.
Faktor-faktor tersebut membuat Amerika menjadi satu- satunya negara yang mampu melestarikan ideologi kapitalisme yang tidak dipengaruhi oleh ide-ide sosialisme, baik yang lama maupun yang baru. Inilah yang membuat sebagian besar negara-negara di dunia merasa bahwa sistem ekonomi Amerika merupakan bentuk ideal yang wajib dijadikan teladan.
Amerika kemudian mendapatkan kesempatan emas pada awal dekade 90-an, setelah adanya perubahan konstelasi politik internasional dan pelontaran ide globalisasi yang termasuk dalam paket ide Tata Dunia Baru, untuk menghancurkan sisa-sisa ide sosialisme, proteksi ekonomi, dan sektor publik, yang masih diterapkan di berbagai negara di dunia, terutama di negara-negara Eropa.
Agar globalisasi dapat terwujud sebagai realitas universal, Amerika segera melancarkan tekanan kepada berbagai negara di dunia khususnya negara-negara kuat Eropa untuk mengubah GATT —yang tugasnya hanya membahas masalah tarif— menjadi lembaga internasional yang berhak memaksakan undang-undang globalisasi atas Dunia. Maka lenyaplah kemudian hambatan-hambatan, pajak-pajak, dan bea-bea masuk, serta hilang pula ketentuan-ketentuan mengenai proteksi dan monopoli perekonomian negara. Semua ini membuka peluang bagi masuknya modal dan produk Amerika yang besar ke pasar-pasar yang sebelumnya terproteksi dan tertutup, seperti pasar negara-negara persemakmuran (commonwealth) Inggris, negara-negara francophone (yang berbahasa Perancis), dan negara-negara bekas Uni Soviet, dengan cara memaksakan penerapan undang-undang internasional tersebut.
Amerika juga melakukan upaya untuk membentuk blok-blok ekonomi yang lemah, kemudian dia ikut serta di dalamnya dan sekaligus memaanfaatkannya untuk berkompetisi dengan blok kesatuan Eropa. Amerika menghimpun negara-negara Atlantik Utara dalam kelompok NAFTA dan negara-negara Asia Pasifik ke dalam APEC. Amerika sebelumnya juga telah menghimpun negara-negara Asia Tenggara ke dalam ASEAN. Selain itu, Amerika juga berupaya untuk memasukkan Rusia ke dalam kelompok APEC dan mengikat China dalam suatu bentuk hubungan khusus dengan Amerika. Dengan demikian, tak ada satu negara atau perkumpulan apa pun yang mampu menyaingi Amerika. Bahkan negara-negara Uni Eropa pun tak mampu menyaingi Amerika setelah Amerika berhasil menghimpun sebagian besar negara di dunia di bawah kendalinya.
SUMBER ; Swaramuslim.net
PELAJARAN DARI BENCANA TSUNAMI BAGI KITA
Gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 di Asia Tenggara, yang terbesar dalam kurun waktu 40 tahun terakhir dan terbesar kelima sejak tahun 1900, tercatat 9 pada skala Richter. Gempa tersebut beserta gelombang tsunami yang terjadi setelahnya menyebabkan bencana yang menewaskan lebih dari 220.000 orang. Patahan seluas 1.000 kilometer persegi yang muncul akibat pergerakan sejumlah lempengan di bawah permukaan bumi dan energi raksasa yang ditimbulkan oleh bongkahan tanah raksasa yang berpindah tempat, berpadu dengan energi raksasa yang terjadi di samudra untuk membentuk gelombang tsunami. Gelombang tsunami itu menghantam negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Sri Lanka, India, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Myanmar, Maladewa dan Seychelles, dan bahkan pesisir pantai Afrika seperti Somalia, yang terletak sejauh kurang lebih 5.000 kilometer.
Istilah "tsunami," yang dalam bahasa Jepang berarti gelombang pelabuhan, menjadi bagian dari bahasa dunia pasca tsunami raksasa Meiji pada tanggal 15 Juni 1896 yang melanda Jepang dan menyebabkan 21.000 orang kehilangan nyawa.
Untuk memahami tsunami, sangatlah penting untuk dapat membedakannya dari pergerakan pasang-surut dan gelombang biasa yang diakibatkan oleh angin. Angin yang bertiup di atas permukaan laut menimbulkan arus yang terbatas pada lapisan bagian atas laut dengan memunculkan gelombang-gelombang yang relatif kecil. Misalnya; para penyelam dengan tabung udara dapat dengan mudah menyelam ke bawah dan mencapai lapisan air yang tenang. Gelombang laut mungkin dapat mencapai setinggi 30 meter atau lebih saat terjadi badai dahsyat, tapi hal ini tidak menyebabkan pergerakan air di kedalaman. Selain itu, kecepatan gelombang laut biasa yang diakibatkan angin tidaklah lebih dari 20 km/jam. Sebaliknya, gelombang tsunami dapat bergerak pada kecepatan 750-800 km/jam. Gelombang pasang surut bergerak di permukaan bumi dua kali dalam rentang waktu satu hari dan, seperti halnya tsunami, dapat menimbulkan arus yang mencapai kedalaman hingga dasar samudra. Namun, berbeda dengan gelombang pasang surut, penyebab gelombang tsunami bukanlah gaya tarik bumi dan bulan.
Tsunami merupakan gelombang laut berperiode panjang yang terbentuk akibat adanya energi yang merambat ke lautan akibat gempa bumi, letusan gunung berapi dan runtuhnya lapisan-lapisan kerak bumi yang diakibatkan bencana alam tersebut di samudra atau di dasar laut, peristiwa yang melibatkan pergerakan kerak bumi seperti pergeseran lempeng di dasar laut, atau dampak tumbukan meteor. Ketika lantai dasar samudra berpindah tempat dengan kecepatan tinggi, seluruh beban air laut di atasnya terkena dampaknya. Apa yang terjadi di lantai dasar samudra dapat disaksikan pengaruhnya di permukaan air laut, dan keseluruhan beban air laut tersebut, hingga kedalaman 5.000 - 6.000 meter, bergerak bersama dalam bentuk gelombang. Satu rangkaian bukit dan lembah gelombang itu dapat meliputi wilayah hingga seluas 10.000 kilometer persegi.
TSUNAMI TIDAK BERDAMPAK DI LAUTAN LEPAS
Di laut lepas tsunami bukanlah berupa tembok air sebagaimana yang dibayangkan kebanyakan orang, tetapi umumnya merupakan gelombang berketinggian kurang dari 1 meter dengan panjang gelombang sekitar 1.000 kilometer. Di sini dapat dipahami bahwa permukaan gelombang memiliki kemiringan sangat kecil (ketinggian 1 cm yang terbentang sejauh 1 km). Di wilayah samudra dalam dan lepas, gelombang seperti ini terjadi tanpa dapat dirasakan, meskipun bergerak pada kecepatan sebesar 500 hingga 800 km/jam. Hal ini dikarenakan pengaruhnya tersamarkan oleh gelombang permukaan laut biasa. Agar lebih memahami betapa tingginya kecepatan gelombang tsunami, dapat kami katakan bahwa gelombang tersebut mampu menyamai kecepatan pesawat jet Boeing 747. Tsunami yang terjadi di laut lepas tidak akan dirasakan sekalipun oleh kapal laut.
Di laut lepas tsunami bukanlah berupa tembok air sebagaimana yang dibayangkan kebanyakan orang, tetapi umumnya merupakan gelombang berketinggian kurang dari 1 meter dengan panjang gelombang sekitar 1.000 kilometer. Di sini dapat dipahami bahwa permukaan gelombang memiliki kemiringan sangat kecil (ketinggian 1 cm yang terbentang sejauh 1 km). Di wilayah samudra dalam dan lepas, gelombang seperti ini terjadi tanpa dapat dirasakan, meskipun bergerak pada kecepatan sebesar 500 hingga 800 km/jam. Hal ini dikarenakan pengaruhnya tersamarkan oleh gelombang permukaan laut biasa. Agar lebih memahami betapa tingginya kecepatan gelombang tsunami, dapat kami katakan bahwa gelombang tersebut mampu menyamai kecepatan pesawat jet Boeing 747. Tsunami yang terjadi di laut lepas tidak akan dirasakan sekalipun oleh kapal laut.
TSUNAMI MEMINDAHKAN 100.000 TON AIR KE DARATAN
Penelitian menunjukkan bahwa tsunami ternyata bukan terdiri dari gelombang tunggal, melainkan terdiri atas rangkaian gelombang dengan satu pusat di tengah, seperti sebuah batu yang dilemparkan ke dalam kolam renang. Jarak antara dua gelombang yang berurutan dapat mencapai 500-650 kilometer. Ini berarti tsunami dapat melintasi samudra dalam hitungan jam saja. Tsunami hanya melepaskan energinya ketika mendekati wilayah pantai. Energi yang terbagi merata pada segulungan air raksasa menjadi semakin memadat seiring dengan semakin mengerutnya gulungan air tersebut, dan meningkatnya tinggi gelombang permukaan secara cepat dapat diamati. Gelombang berketinggian kurang dari 60 cm di laut lepas kehilangan kecepatannya saat mendekati perairan dangkal, dan jarak antargelombangnya pun berkurang. Akan tetapi, gelombang yang saling bertumpang tindih memunculkan tsunami dengan membentuk dinding air. Gelombang raksasa ini, yang biasanya mencapai ketinggian 15 meter tapi jarang melebihi 30 meter, melepaskan kekuatan dahsyat saat menerjang pantai dengan kecepatan tinggi, sehingga menyebabkan kerusakan hebat dan menelan banyak korban jiwa.
Tsunami memindahkan lebih dari 100.000 ton air laut ke daratan untuk setiap meter garis pantai, dengan daya rusak yang sulit dibayangkan. (Gelombang tsunami terbesar yang pernah diketahui, yang melanda Jepang pada bulan Juli 1993, naik hingga 30 meter di atas permukaan air laut.) Tanda awal datangnya tsunami biasanya bukanlah berupa dinding air, akan tetapi surutnya air laut secara mendadak.
TSUNAMI-TSUNAMI BESAR DALAM SEJARAH
Gelombang-gelombang laut raksasa terbesar akibat gempa bumi yang tercatat dalam sejarah adalah sebagai berikut
· Gelombang raksasa paling tua yang pernah diketahui akibat gempa di laut, yang diberi nama "tsunami" oleh orang Jepang dan "hungtao" oleh orang Cina, adalah yang terjadi di Laut Tengah sebelah timur pada tanggal 21 Juli 365 M dan menewaskan ribuan orang di kota Iskandariyah, Mesir.
· Ibukota Portugal hancur akibat gempa dahsyat Lisbon pada tanggal 1 November 1775. Gelombang samudra Atlantik yang mencapai ketinggian 6 meter meluluhlantakkan pantai-pantai di Portugal, Spanyol dan Maroko.
· 27 Agustus 1883: Gunung berapi Krakatau di Indonesia meletus dan gelombang tsunami yang menyapu pantai-pantai Jawa dan Sumatra menewaskan 36.000 orang. Letusan gunung berapi tersebut sungguh dahsyat sehingga selama bermalam-malam langit bercahaya akibat debu lava berwarna merah.
· 15 Juni 1896: "Tsunami Sanriku" menghantam Jepang. Tsunami raksasa berketinggian 23 meter tersebut menyapu kerumunan orang yang berkumpul dalam perayaan agama dan menelan 26.000 korban jiwa.
· 17 Desember 1896: Tsunami merusak bagian pematang Santa Barbara di California, Amerika Serikat, dan menyebabkan banjir di jalan raya utama.
· 31 Januari 1906: Gempa di samudra Pasifik menghancurkan sebagian kota Tumaco di Kolombia, termasuk seluruh rumah di pantai yang terletak di antara Rioverde di Ekuador dan Micay di Kolombia; 1.500 orang meninggal dunia.
· 1 April 1946: Tsunami yang menghancurkan mercu suar Scotch Cap di kepulauan Aleut beserta lima orang penjaganya, bergerak menuju Hilo di Hawaii dan menewaskan 159 orang.
· 22 Mei 1960: Tsunami berketinggian 11 meter menewaskan 1.000 orang di Cili dan 61 orang di Hawaii. Gelombang raksasa melintas hingga ke pantai samudra Pasifik dan mengguncang Filipina dan pulau Okinawa di Jepang.
· 28 Maret 1964: Tsunami "Good Friday" di Alaska menghapuskan tiga desa dari peta dengan 107 warga tewas, dan 15 orang meninggal dunia di Oregon dan California.
· 16 Agustus 1976: Tsunami di Pasifik menewaskan 5.000 orang di Teluk Moro, Filipina.
· 17 Juli 1998: Gelombang laut akibat gempa yang terjadi di Papua New Guinea bagian utara menewaskan 2.313 orang, menghancurkan 7 desa dan mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
· 26 Desember 2004: Gempa berkekuatan 8,9 pada skala Richter dan gelombang laut raksasa yang melanda enam negara di Asia Tenggara menewaskan lebih dari 156.000 orang.
Gelombang-gelombang laut raksasa terbesar akibat gempa bumi yang tercatat dalam sejarah adalah sebagai berikut
· Gelombang raksasa paling tua yang pernah diketahui akibat gempa di laut, yang diberi nama "tsunami" oleh orang Jepang dan "hungtao" oleh orang Cina, adalah yang terjadi di Laut Tengah sebelah timur pada tanggal 21 Juli 365 M dan menewaskan ribuan orang di kota Iskandariyah, Mesir.
· Ibukota Portugal hancur akibat gempa dahsyat Lisbon pada tanggal 1 November 1775. Gelombang samudra Atlantik yang mencapai ketinggian 6 meter meluluhlantakkan pantai-pantai di Portugal, Spanyol dan Maroko.
· 27 Agustus 1883: Gunung berapi Krakatau di Indonesia meletus dan gelombang tsunami yang menyapu pantai-pantai Jawa dan Sumatra menewaskan 36.000 orang. Letusan gunung berapi tersebut sungguh dahsyat sehingga selama bermalam-malam langit bercahaya akibat debu lava berwarna merah.
· 15 Juni 1896: "Tsunami Sanriku" menghantam Jepang. Tsunami raksasa berketinggian 23 meter tersebut menyapu kerumunan orang yang berkumpul dalam perayaan agama dan menelan 26.000 korban jiwa.
· 17 Desember 1896: Tsunami merusak bagian pematang Santa Barbara di California, Amerika Serikat, dan menyebabkan banjir di jalan raya utama.
· 31 Januari 1906: Gempa di samudra Pasifik menghancurkan sebagian kota Tumaco di Kolombia, termasuk seluruh rumah di pantai yang terletak di antara Rioverde di Ekuador dan Micay di Kolombia; 1.500 orang meninggal dunia.
· 1 April 1946: Tsunami yang menghancurkan mercu suar Scotch Cap di kepulauan Aleut beserta lima orang penjaganya, bergerak menuju Hilo di Hawaii dan menewaskan 159 orang.
· 22 Mei 1960: Tsunami berketinggian 11 meter menewaskan 1.000 orang di Cili dan 61 orang di Hawaii. Gelombang raksasa melintas hingga ke pantai samudra Pasifik dan mengguncang Filipina dan pulau Okinawa di Jepang.
· 28 Maret 1964: Tsunami "Good Friday" di Alaska menghapuskan tiga desa dari peta dengan 107 warga tewas, dan 15 orang meninggal dunia di Oregon dan California.
· 16 Agustus 1976: Tsunami di Pasifik menewaskan 5.000 orang di Teluk Moro, Filipina.
· 17 Juli 1998: Gelombang laut akibat gempa yang terjadi di Papua New Guinea bagian utara menewaskan 2.313 orang, menghancurkan 7 desa dan mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
· 26 Desember 2004: Gempa berkekuatan 8,9 pada skala Richter dan gelombang laut raksasa yang melanda enam negara di Asia Tenggara menewaskan lebih dari 156.000 orang.
PENYEBAB TINGGINYA DAYA RUSAK TSUNAMI
Menurut informasi yang diberikan oleh Dr. Walter C. Dudley, profesor oseanografi dan salah satu pendiri Museum Tsunami Pasifik, tak menjadi soal seberapa besar kekuatan gempa bumi, pergerakan lantai dasar samudra merupakan syarat terjadinya tsunami. Dengan kata lain, semakin besar perpindahan lempeng kerak bumi di lantai dasar samudra, semakin besar jumlah air yang digerakkannya, dan hal ini akan menambah kedahsyatan tsunami. Hal lain yang meningkatkan daya rusak tsunami adalah struktur pantai yang diterjangnya: Selain faktor seperti bentuk pantai yang berupa teluk atau semenanjung, landai atau curam, bagian dari pantai yang selalu berada di dalam air mungkin saja memiliki struktur yang dapat menambah kedahsyatan gelombang pembunuh.
Menurut informasi yang diberikan oleh Dr. Walter C. Dudley, profesor oseanografi dan salah satu pendiri Museum Tsunami Pasifik, tak menjadi soal seberapa besar kekuatan gempa bumi, pergerakan lantai dasar samudra merupakan syarat terjadinya tsunami. Dengan kata lain, semakin besar perpindahan lempeng kerak bumi di lantai dasar samudra, semakin besar jumlah air yang digerakkannya, dan hal ini akan menambah kedahsyatan tsunami. Hal lain yang meningkatkan daya rusak tsunami adalah struktur pantai yang diterjangnya: Selain faktor seperti bentuk pantai yang berupa teluk atau semenanjung, landai atau curam, bagian dari pantai yang selalu berada di dalam air mungkin saja memiliki struktur yang dapat menambah kedahsyatan gelombang pembunuh.
Dalam pernyataannya lain, yang memperjelas bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan tidak dapat dianggap sebagai jalan keluar sempurna, Dudley mengatakan bahwa Amerika dan Jepang telah mendirikan perangkat pemantau paling mutakhir di Samudra Pasifik, tapi seluruh perangkat ini memiliki tingkat kesalahan lima puluh persen!
TANDA-TANDA ZAMAN AKHIR
Bencana alam, yang tidak dapat dicegah menggunakan sarana teknologi atau tindakan penanggulangan dini, menunjukkan betapa tak berdaya manusia sesungguhnya.
Dari abad ke-20, yang ditengarai sebagai "abad bencana alam", hingga kini, telah terjadi sejumlah bencana alam besar seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin tornado, badai, angin topan, angin puyuh, dan banjir, disamping tsunami, dan semua ini telah menimpakan kerusakan parah dan merenggut nyawa jutaan manusia. Ketika seseorang memikirkan fenomena luar biasa ini, dapat dipahami bahwa hal ini memiliki kemiripan dengan fenomena alam yang dinyatakan sebagai pertanda masa awal dari Zaman Akhir.
Menurut apa yang dinyatakan dalam hadits, Zaman Akhir adalah suatu masa yang akan datang menjelang terjadinya hari kiamat, dan ketika nilai-nilai Al Qur'an tersebar luas ke masyarakat. Tahap pertama dari Zaman Akhir adalah di kala manusia menjauhkan diri dari nilai-nilai ajaran agama, ketika peperangan semakin meningkat, dan fenomena alam luar biasa terjadi.
Demikianlah, di dalam sejumlah hadits, kota-kota dan bangsa-bangsa yang dilenyapkan dari lembaran sejarah dikabarkan sebagai tanda-tanda Zaman Akhir. Dalam hadits-hadits yang mengupas masalah tersebut Nabi kita menyatakan:
"Saat (Hari Akhir) tidak akan terjadi hingga ... gempa bumi menjadi sering terjadi." (Bukhari)
"Peristiwa-peristiwa besar akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Ibnu Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi al-Muntazar, h. 27)
Ada dua peristiwa besar sebelum hari Kiamat ... dan kemudian tahun-tahun gempa bumi. (Diriwayatkan oleh Ummu Salamah (r.a.))
"Banyak peristiwa yang begitu menyedihkan akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Imam Rabbani, Letters of Rabbani, 2/258)
"Peristiwa-peristiwa besar akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Ibnu Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi al-Muntazar, h. 27)
Ada dua peristiwa besar sebelum hari Kiamat ... dan kemudian tahun-tahun gempa bumi. (Diriwayatkan oleh Ummu Salamah (r.a.))
"Banyak peristiwa yang begitu menyedihkan akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Imam Rabbani, Letters of Rabbani, 2/258)
Di tahap kedua Zaman Akhir, Allah akan membebaskan manusia dari kebobrokan akhlak dan peperangan melalui Imam Mahdi. Di masa ini, yang dikenal sebagai Zaman Keemasan, peperangan dan pertikaian akan berakhir, dunia akan dipenuhi oleh kemakmuran, keberlimpahan dan keadilan, dan nilai-nilai ajaran Islam akan melingkupi bumi dan diamalkan secara luas. Masa seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dengan izin Allah, tetapi akan berlangsung sebelum hari kiamat. Tahap ini sekarang tengah menunggu saatnya yang ditentukan oleh Allah.
Segala sesuatu di bawah kendali Allah. Orang-orang beriman yang memahami kebenaran ini dan yang memiliki keimanan tulus kepada Allah, berserah diri kepada Tuhan kita dengan pemahaman bahwa mereka tengah mengikuti takdir mereka. Allah telah mengatur segala sesuatu dengan sempurna, hingga rinciannya yang terkecil, sejak penciptaan bumi hingga Hari Kiamat. Segala sesuatu dicatat dalam kitab "Lauh Mahfuz". Segala sesuatu telah terjadi dalam satu waktu dalam pandangan Allah, Yang tidak terikat oleh ruang ataupun waktu, dan ruang serta waktu dari setiap peristiwa telah ditetapkan. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah ayat: "Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Al Qur'an, surat Al An'aam, 6:67)
Sumber ; HARUN YAHYA
SESEORANG DAPAT BERPIKIR KAPANPUN DAN DIMANAPUN
Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus. Seseorang dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke kantor, mengemudi mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan, melihat TV ataupun ketika sedang makan siang. Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan orang berada di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk berpikir tentang berbagai macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan fisik dari ratusan orang yang sedang disaksikannya yang sama sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara mereka yang mirip dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang ini memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai mata, alis, bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka terlihat sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam, ia akan teringat bahwa: Allah telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya berbeda satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke Maha Perkasaan dan ke Maha Besaran Allah.
Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju tempat tujuan mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam pikiran di benak seseorang. Ketika pertama kali memandang, muncul di pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini terdiri atas individu-individu yang khas dan unik. Tiap individu memiliki dunia, keinginan, rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, serta perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja, menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anak-anaknya, menjadi tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal dunia. Dilihat dari sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico, tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati, seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah berakhir?"
Orang yang memikirkan hal-hal semacam ini lah yang dinamakan orang yang berpikir dan mencapai kesimpulan yang sangat bermakna dari apa yang ia pikirkan.
Sebagian besar manusia tidak berpikir tentang masalah kematian dan apa yang terjadi setelahnya. Ketika mendadak ditanya,"Apakah yang sedang anda pikirkan saat ini?", maka akan terlihat bahwa mereka sedang memikirkan segala sesuatu yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi mereka. Namun, seseorang bisa juga "berpikir" hal-hal yang "bermakna", "penuh hikmah" dan "penting" setiap saat semenjak bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur, dan mengambil pelajaran ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman memikirkan dan merenungkan secara mendalam segala kejadian yang ada dan mengambil pelajaran yang berguna dari apa yang mereka pikirkan.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3: 190-191). Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Allah.
Sumber ; http://www.geocities.com/pakdenono/
YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL
Tulisan ini tidaklah menentang dan mengkritik Yudaisme atau Yahudi, melainkan ideologi rasis Zionis dan pemeluknya. Semua tragedi yang telah terjadi, dan terus terjadi di Palestina dapat dilacak dari penerapan ideologi Zionis oleh pemimpin-pemimpinnya. Adalah Zionisme yang menyebabkan tentara Israel menembakkan roket ke arah anak-anak yang tengah bermain di lapangan sekolah; memberondongkan peluru kepada wanita-wanita yang tengah memanen tanamannya di kebun-kebun; dan melakukan penganiayaan, kekerasan, dan penyerangan terhadap keseharian kehidupan Palestina.
Di seluruh dunia hari ini, ada beberapa cendekiawan, politisi, dan sejarawan yang menentang Zionisme. Beberapa pemikir dan penulis Nasrani dan Yahudi mengutuknya berikut kebijakan Zionis pemerintahan Israel, seperti halnya berbagai akademisi di universitas-universitas Israel seperti mendiang Israel Shahak atau Benjamin Beit-Hallahmi, yang mengkritik kekerasan Israel terhadap Palestina dan yang menyatakan bahwa perdamaian hanya bisa dicapai jika Israel menyingkirkan ideologi Zionisnya. Noam Chomsky, yang juga seorang Yahudi, telah menulis banyak buku dan artikel yang sangat kritis terhadap Zionisme dan kebijakan negara-negara yang mendukungnya.
Suatu kalangan akademisi Yahudi, kelompok yang menamakan dirinya “para sejarawan baru,” telah membongkar “kebohongan suci” yang ditanamkan ke dalam kebijakan resmi Israel, serta kebenaran yang berhubungan dengannya, semenjak awal 1980an. Para anggotanya, yakni Benny Morris, Ilan Pappe, Avi Shlaim, Tom Segev, Baruch Kimmerling, Simha Flappan, dan Joel Miqdal, menyerang reaksi kuat dari orang-orang Yahudi yang menganut paham Zionis. Mereka mempertanyakan “kebohongan suci” berikut ini: Ras orang-orang Arab lebih rendah dari Yahudi, Israel adalah sebuah negara kecil yang mencoba bertahan di suatu daerah yang dikelilingi oleh musuh-musuh, semua orang Palestina adalah teroris yang ingin menghancurkan Israel, dan teroris-teroris gila ini pantas menerima balas dendam. Tom Segev, misalnya, salah satu anggota paling penting dari “sejarawan baru” ini, mengemukakan hal berikut ini mengenai sejarah “resmi” Israel: “Hampir hingga sekarang, kita tidak mempunyai sejarah negara ini yang sebenarnya, selain mitos." Kritik yang jujur ini, yang dulu hanya pernah disuarakan oleh akademisi dan cendekiawan Muslim, sekarang dinyatakan lebih keras oleh banyak orang-orang Yahudi dan akademisi Kristen yang mencoba menilai kembali sejarah dengan sudut pandang yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan.
Orang-orang ini, yang telah menyaksikan kebiadaban Zionis, melihatnya sebagai bentuk lain ideologi penjajahan yang didirikan dalam rasisme abad kesembilan belas. Mereka tidak punya bukti apa pun untuk mitos bahwa Israel adalah “suatu negara kecil dan sendirian menghadapi kepungan musuh-musuh yang ingin menghancurkannya.” Sebaliknya, Israel, melalui aksi-aksinya, terbukti menjadi suatu negara kekerasan yang menganut kebijakan penindasan dan penyerangan.
Gideon Levy, seorang penulis untuk surat kabar Israel Ha’aretz, membenarkan terbukanya rahasia “kebohongan suci’ ini dalam kajiannya terhadap buku Benny Morris Correcting a Mistake: Jews and Arabs in Palestine/Israel, 1936-1956. Setelah membaca perincian teror Zionis yang digambarkan dalam buku ini, dan ditelaah melalui bukti-bukti saksi mata dan catatan-catatan rahasia, Levy menulis:
Oh, betapa mulianya perbuatan kita (sehingga kita melakukan begitu banyak hal-hal buruk). Kita begitu hebat (sehingga menyebabkan begitu banyak ketidakadilan). Kita begitu cantik (sehingga tindakan-tindakan kita menyebabkan begitu banyak kebodohan). Dan oh, kita begitu tak berdosa dan menyebarluaskan begitu banyak kebohongan, kebohongan dan penyimpangan kebenaran yang kita katakan pada diri sendiri dan seluruh dunia. Kita, yang dilahirkan belakangan, tidak diberi tahu tentang seluruh kebenaran; mereka hanya mengajarkan kita bagian-bagian baiknya saja, yang dibesar-besarkan. Namun, pada akhirnya, muncullah bagian kelam yang tidak pernah kita dengar sebelumnya.
Israel Shahak, seorang profesor kimia Yahudi kelahiran Polandia, yang menghabiskan 40 tahunnya di Israel dan meninggal di tahun 2001, mengkritik kebijakan anti hak azazi manusia Zionis Israel. Dalam bukunya Jewish History, Jewish Religion, and the Weight of Three Thousand Years, Shahak menggambarkan besarnya ancaman Zionisme terhadap kemanusiaan:
Dalam pandangan saya, Israel sebagai sebuah negara Yahudi menciptakan bahaya tidak hanya bagi dirinya sendiri dan penduduknya, melainkan juga untuk semua orang Yahudi dan semua orang-orang lain dan negara-negara di Timur Tengah serta di luarnya
lan Pappe, yang menyebut dirinya “Saya adalah orang Israel yang paling dibenci di Israel,” adalah seorang akademisi Yahudi terkenal yang berbagi pandangannya dengan kelompok sejarawan baru. Ketika ditanya dalam sebuah wawancara mengapa Israel tak mampu mengakui kekejaman yang ia lakukan di Palestina, jawaban yang diberikannya sangat mengejutkan:
Inilah buah dari sebuah proses panjang pengajaran paham yang dimulai dari taman kanak-kanak, yang melibatkan semua anak-anak lelaki dan perempuan Yahudi sepanjang kehidupan mereka. Anda tidak dapat menumbangkan sebuah sikap yang ditanamkan di sana dengan sebuah mesin indoktrinasi yang kuat, yang menciptakan sebuah persepsi rasis tentang orang lain, yang digambarkan sebagai primitif, hampir tidak pernah ada, penuh kebencian -- Orang itu memang penuh kebencian, tapi penjelasan yang diberikan di sini adalah ia terlahir primitif, Islam, anti-Semit, bukan bahwa ia adalah seseorang yang telah merampas tanahnya.
Akan tetapi, para pemikir, ahli strategi, dan penulis ini punya lebih banyak lagi kesamaan pandangan dibanding sekedar penentangan mereka terhadap Zionisme. Ciri kesamaan terpenting antara mereka adalah bahwa masing-masing mereka telah dituduh menganut anti-Semitisme. Setiap orang yang telah menggunakan fakta-fakta dan dokumen sejarah tentang kejadian yang terjadi di Palestina dan kemudian menulis sebuah artikel atau buku yang mengkritik Zionisme telah dituduh sebagai orang-orang anti-Semit. Contoh paling baru adalah saluran televisi Inggris BBC. Anggota-anggota krunya yang mempersiapkan sebuah dokumenter tentang pembantaian tahun 1982 di kamp pengungsian Sabra dan Shatilla, juga pemimpin stasiun yang menyiarkannya, dituduh sebagai anti-Semit oleh pemerintah Israel.
Ini sesungguhnya adalah sebuah teknik yang digunakan oleh para Zionis dan pro-Zionis untuk memfitnah dan menetralkan orang-orang yang mengkritik Zionisme. Para Zionis bahkan telah menciptakan sebuah istilah untuk memfitnah orang-orang Yahudi seperti itu: “orang Yahudi yang membenci dirinya sendiri.” Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan orang-orang Yahudi yang mengkritik Israel, yang bertujuan untuk mencitrakan mereka sebagai para pemberontak yang menderita karena dilema kejiwaan. Para Zionis yang membuat pernyataan semacam itu, tak disangkal lagi, berusaha mengacaukan hasil pekerjaan para penentangnya.
Kenyataannya, tuduhan berdasarkan ras seperti ini, khususnya ketika ditimpakan kepada orang Islam, adalah tidak berdasar dan tak masuk akal, karena tidak ada orang Islam, karena keimanannya, bisa menganut pemikiran atau sudut pandang rasis yang bagaimanapun juga. Dan memang, ini diciptakan oleh sejarah. Dunia Islam tidak pernah mengalami apa pun seperti praktek-praktek kecurigaan bangsa Eropa di abad pertengahan, yang menumbuhkan fanatisme agama, dan semakin berjangkitnya anti-Semitisme di tahun-tahun belakangan (yang dilahirkan oleh keyakinan rasis) di Uni Sovyet, Eropa Timur, dan Nazi Jerman. Bentrokan antara orang Yahudi dan Muslim di Timur Tengah, yang berlanjut hingga hari ini, akibat keterikatan beberapa orang Yahudi kepada ideologi Zionisme yang rasis dan anti agama, bukanlah tindakan orang-orang Islam.
Tentara Israel yang Menolak Bertugas di Daerah Pendudukan
Setelah perang 1967, Yeshayahu Leibowitz, salah satu cendekiawan terkemuka Israel, memperingatkan bahwa Israel harus menarik diri dari Daerah Pendudukan untuk menghentikan pertumpahan darah. Ia menulis bahwa satu-satunya jalan untuk menghindarkan pengrusakan orang-orang Israel adalah jika 500 tentara yang bertugas di Daerah Pendudukan berani berkata “kami tidak ingin bertugas di sini” dan menarik diri.
Pada hari ketika Intifadah al-Aqsa (dimulai pada September 2000) dan balas dendam orang-orang Israel semakin dan semakin keras, sekelompok tentara Israel bertindak atas rencana sendiri. Pada pertengahan Januari 2002, sekitar 25 tentara menandatangani sebuah surat terbuka kepada media Israel yang menyebutkan bahwa mereka menolak bertugas di Daerah-daerah Pendudukan. Penolakan ini bukannya tidak pernah terjadi sebelumnya, karena selama penyerbuan Libanon 1982, sekelompok kecil tentara telah menolak bertugas untuk angkatan bersenjata Israel, dengan mengatakan bahwa mereka tidak ingin menjadi bagian dari pemusnahan bangsa yang dilakukan atas orang-orang sipil Libanon. Tindakan tentara-tentara ini, yang kemudian disebut sebagai Yesh Gvul (Ada batas untuk segala sesuatu), diperparah dengan pemenjaraan mereka. Tentara-tentara yang mengumumkan pernyataannya di depan publik pada Januari 2002 tidak menghadapi sanksi hukuman apa pun, dan pada Februari 2002, anggota mereka mencapai 250. Bahkan pada saat ini mereka menerima dukungan besar dari kelompok-kelompok perdamaian, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, pemimpin-pemimpin keagamaan, dan orang-orang Israel serta Palestina kebanyakan.
Di dalam pernyataannya, para tentara berpendapat bahwa angkatan bersenjata Israel telah bertindak brutal dan tak mengenal kasihan kepada kepada orang-orang Palestina di Daerah Pendudukan, bahwa apa yang terjadi di sana telah melecehkan martabat manusia, dan bahwa lebih parah lagi, ini tidak ada hubungannya dengan usaha mempertahankan Israel. Mereka melanjutkan: “Kami tidak akan melanjutkan pertempuran melewati batas negara tahun 1967 untuk menjajah, mengusir, membuat kelaparan, dan menghina seluruh manusia.
" Ariel Shatil, seorang sersan kepala artileri mengingatkan kembali bahwa ketika ada pernyataan menyebutkan orang-orang Palestina menembak pertama kali dan orang-orang Israel hanya membalas, sebenarnya, “Kamilah yang akan memulai tembak menembak dan mereka akan menembak setelahnya.” Dalam sebuah brosur yang mereka persiapkan untuk mengingatkan rekan-rekan mereka yang terus bertugas di daerah ini, para tentara menyatakan: Ketika Anda mengambil bagian dalam pembunuhan tanpa dasar hukum (“pembubaran,” dalam istilah angkatan bersenjata), ketika Anda mengambil bagian dalam pemusnahan rumah-rumah penduduk, ketika Anda mulai menembaki penduduk sipil tak bersenjata atau rumah-rumah penduduk, ketika Anda menumbangkan kebun-kebun, ketika Anda menghambat aliran makanan atau pengobatan, Anda telah mengambil bagian dalam tindakan yang disebutkan dalam konvensi internasional (seperti Konvensi Jenewa ke-4) dan hukum Israel sebagai kejahatan perang.
Seorang tentara bernama Asaf Oron, yang telah lama memutuskan untuk tidak bertugas, melaporkan bahwa ia menyaksikan perbuatan amat brutal ketika bertugas di daerah tersebut. Ia menerangkan apa yang ia alami dan apa yang ia lihat sebagai pemecahannya:
Setelah menumpang bis menuju Jalur Gaza, para tentara saling bersaing: cerita “pahlawan” mana dari penaklukan berdarah selama Intifadah ini yang lebih hebat (Mungkin Anda belum tahu: penaklukan ini hakikatnya adalah pembunuhan: penaklukan hingga mati)…
Begitu waktu berlalu, begitu tingkat kegilaan, kebengisan, dan hasutan meningkat, begitu para jenderal mengubah Angkatan Bersenjata Israel menjadi sebuah organisasi teror…. Kemudian saya menemukan bahwa saya tidaklah sendiri…kita semua percaya pada Tuhan… Kita percaya bahwa tidak ada ruang untuk hukum bangsa, jika hukum itu hanya menyamarkan penyembahan berhala, jenis penyembahan berhala yang tidak boleh kita dukung. Mereka yang membiarkan bentuk penyembahan berhala seperti itu akan berakhir dengan membakar diri mereka sendiri.
Pandangan Islam tentang Yahudi
Setiap Muslim memiliki tanggapan nurani dan hukum mengenai praktek teror Zionis atas orang-orang Palestina. Akan tetapi, perlu halnya di sini, seperti dalam segala hal, untuk membela keadilan dan bertindak tanpa prasangka. Setiap Muslim berkewajiban mencegah kekejaman atau perlakuan tak adil atas orang-orang Yahudi yang tak bersalah, apalagi jika mereka menentang Yahudi Zionis.
Anti-Semitisme, seperti halnya segala bentuk rasisme, bertolak belakang dengan akhlak Islam. Orang-orang Islam seharusnya menentang segala bentuk pemusnahan bangsa, penyiksaan, dan kekejaman, dan tidak membeda-bedakan atas dasar agama, ras, atau suku bangsa. Orang-orang Islam seharusnya tidak menyetujui serangan tak berkeadilan yang paling ringan sekali pun, maupun serangan atas ras manapun, bahkan kita harus mengutuknya. Al-Qur'an mengutuk mereka yang menyebarluaskan perpecahan, memperlakukan orang lain dengan kejam, dan membunuh orang-orang tak bersalah. Oleh karena itu, penentangan hukum atas Zionisme tidak boleh diselubungi oleh kebencian kepada orang-orang Yahudi.
Pada saat bersamaan, contoh lain rasisme (yakni terhadap orang-orang kulit hitam Afrika) juga merupakan penyimpangan akibat takhayul dan berbagai ideologi di luar agama wahyu Tuhan. Penyimpangan seperti itu mempertahankan berbagai pemikiran dan model sosial yang berlawanan tajam dengan akhlak Al-Qur'an. Akar dari anti-Semitisme adalah rasa benci, kekerasan, dan tak mengenal kasihan. Al-Qur'an, di sisi lain, mengajarkan kerendahan hati, mencintai orang lain, belas kasih, dan cinta kasih. Al-Qur'an memerintahkan orang-orang Islam untuk adil, dan jika perlu, memaafkan bahkan terhadap musuh-musuh mereka: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Qur'an 5:8) Lebih jauh, "barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya412.” (Al-Qur'an 5:32).
Karena itu, pembunuhan bahkan satu orang tak bersalah pun adalah sebuah kejahatan yang tak dapat dikecilkan.
Alasan adanya berbagai ras dan manusia di dunia adalah bukan untuk berselisih atau berperang, melainkan untuk menunjukkan keragaman, yang merupakan keindahan penciptaan Allah dan karunia budaya. Perbedaan jasmani manusia tak ada pentingnya dalam pandangan Allah, dan semua orang Islam sangat mengetahui bahwa satu-satunya kebesaran hanyalah milik Allah. Allah menyatakan kebenaran ini dalam ayat berikut:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qur'an, 49:13)
Alasan adanya berbagai ras dan manusia di dunia adalah bukan untuk berselisih atau berperang, melainkan untuk menunjukkan keragaman, yang merupakan keindahan penciptaan Allah dan karunia budaya. Perbedaan jasmani manusia tak ada pentingnya dalam pandangan Allah, dan semua orang Islam sangat mengetahui bahwa satu-satunya kebesaran hanyalah milik Allah. Allah menyatakan kebenaran ini dalam ayat berikut:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qur'an, 49:13)
Karena Al-Qur'an tidak membeda-bedakan ras dan suku bangsa, orang-orang dengan keyakinan berbeda pun diberi hak untuk hidup damai dan aman dalam masyarakat yang sama. Pengajaran dasar Al-Qur'an lainnya adalah bahwa manusia tidak seharusnya dianggap sebagai satu kelompok saja karena mereka terdiri atas suatu ras, manusia, atau agama tertentu. Ada orang-orang baik dan jahat dalam setiap masyarakat; ini adalah sebuah kenyataan yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an. Misalnya, setelah menjelaskan bagian tentang Ahli Kitab yang berkhianat kepada Allah dan agama, Allah menerangkan pengecualian berikut ini di dalam Al-Qur'an:
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus221, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Qur'an, 3:113-115)
Akibatnya, karena kaum Muslimin takut kepada Allah dan mempertimbangkan ketentuan Al-Qur'an, mereka tidak mungkin mengobarkan kebencian terhadap orang-orang Yahudi atas dasar agama. Karena itu, pembahasan kita tentang bentrokan antara Israel dan Palestina akan dilakukan dengan titik tolak ini. Pembahasan ini tidak diarahkan menentang Yahudi atau Yudaisme, melainkan menentang ideologi Zionis yang telah memicu para pemimpin mereka untuk membentuk dan mempertahankan sebuah pemerintahan yang rasis dan keras.
Sumber ; http://www.geocities.com/pakdenono/
UMAR IBN AL-KHATTAB ± 586-644
`Umar Ibn al-Khattab adalah khalifah kedua, dan mungkin terbesar dari semua khalifah Islam. Dia sejaman namun lebih berusia muda ketimbang Nabi Muhammad. Dan seperti juga Muhammad, dia kelahiran Mekkah. Tahun kelahirannya tidak diketahui, tetapi menurut taksiran tahun-586.
Asal-muasalnya `Umar Ibn al-Khattab merupakan musuh yang paling ganas dan beringas, menentang Muhammad dan Agama Islam habis-habisan. Tetapi, mendadak dia memeluk agama baru itu dan berbalik menjadi pendukung gigih. (Ini ada persamaannya yang menarik dengan ihwal St. Paul terhadap Kristen). `Umar Ibn al-Khattab selanjutnya menjadi penasihat terdekat Nabi Muhammad dan begitulah dilakukannya sepanjang umur Muhammad.
Tahun 632 Muhammad wafat, tanpa menunjuk penggantinya. Umar dengan cepat mendukung Abu Bakr sebagai pengganti, seorang kawan dekat Nabi dan juga mertua beliau. Langkah ini mencegah ada kekuatan dan memungkinkan Abu Bakr secara umum diakui sebagai khalifah pertama, semacam "pengganti" Nabi Muhammad. Abu Bakar merupakan pemimpin yang berhasil tetapi beliau wafat sesudah jadi khalifah hanya selama dua tahun. Tetapi, Abu Bakr menunjuk `Umar jadi khalifah tahun 634 dan memegang kekuasaan hingga tahun 644 tatkala dia terbunuh di Madinah oleh perbuatan seorang budak Persia. Di atas tempat tidur menjelang wafatnya, `Umar menunjuk sebuah panita terdiri dari enam orang untuk memilih penggantinya. Dengan demikian lagi-lagi kesempatan adu kekuatan untuk kekuasaan terjauh. Panitia enam orang itu menunjuk `Uthman selaku khalifah ke-3 yang memerintah tahun 644-656.
Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun `Umar itulah penaklukan-penaklukan penting dilakukan orang Arab. Tak lama sesudah `Umar pegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Arab menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636), pasukan Arab berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641, pasukan Arab telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639, pasukan Arab menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.
Penyerangan Arab terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum `Umar naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Arab terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637, terjadi di masa kekhalifahan `Umar. Menjelang tahun 641, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Arab. Dan bukan cuma itu: pasukan Arab bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642) mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya `Umar di tahun 644, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala `Umar wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.
Sama pentingnya dengan makna penaklukan-penaklukan yang dilakukan `Umar adalah kepermanenan dan kemantapan pemerintahannya. Iran, kendati penduduknya masuk Islam, berbarengan dengan itu mereka memperoleh kemerdekaannya dari pemerintahan Arab. Tetapi Suriah, Irak dan Mesir tidak pernah peroleh hal serupa. Negeri-negeri itu seluruhnya di-Arabkan hingga saat kini.
`Umar sudah barangtentu punya rencana apa yang harus dilakukannya terhadap daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh pasukan Arab. Dia memutuskan, orang Arab punya hak-hak istimewa dalam segi militer di daerah-daerah taklukan, mereka harus berdiam di kota-kota tertentu yang ditentukan untuk itu, terpisah dari penduduk setempat. Penduduk setempat harus bayar pajak kepada penakluk Muslimin (umumnya Arab), tetapi mereka dibiarkan hidup dengan aman dan tenteram. Khususnya, mereka tidak dipaksa memeluk Agama Islam. Dari hal itu sudahlah jelas bahwa penaklukan Arab lebih bersifat perang penaklukan nasionalis daripada suatu perang suci meskipun aspek agama bukannya tidak memainkan peranan.
Keberhasilan `Umar betul-betul mengesankan. Sesudah Nabi Muhammad, dia merupakan tokoh utama dalam hal penyerbuan oleh Islam. Tanpa penaklukan-penaklukannya yang secepat kilat, diragukan apakah Islam bisa tersebar luas sebagaimana dapat disaksikan sekarang ini. Lebih-lebih, kebanyakan daerah yang ditaklukkan dibawah pemerintahannya tetap menjadi Arab hingga kini. Jelas, tentu saja, Muhammadlah penggerak utamanya jika dia harus menerima penghargaan terhadap perkembangan ini. Tetapi, akan merupakan kekeliruan berat apabila kita mengecilkan saham peranan `Umar. Penaklukan-penaklukan yang dilakukannya bukanlah akibat otomatis dari inspirasi yang diberikan Muhammad. Perluasan mungkin saja bisa terjadi, tetapi tidaklah akan sampai sebesar itu kalau saja tanpa kepemimpinan `Umar yang brilian.
Sumber ; http://www.geocities.com/pakdenono/
NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)
Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan
Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
Sumber ; http://www.geocities.com/pakdenono/
Langganan:
Postingan (Atom)