16 Maret 2008

KEMISKINAN, ANTARA BARA KONFLIK BARU

Kemiskinan, konflik, dan perdamaian adalah tiga isu kritikal yang menjadi agenda bersama komunitas internasional. Perdamaian hanya bisa diwujudkan secara langgeng bila didasarkan pada prinsip keadilan yang mengandaikan tiadanya kemiskinan. Kemiskinan bukan saja penghalang utama dalam menjalani hidup secara terhormat dan bermartabat, tetapi juga sumber konflik komunal yang sulit diselesaikan dan menjauhkan spirit perdamaian.

Kemiskinan kini memperoleh pemaknaan baru, bukan sekadar pengertian konvensional, yakni pendapatan rendah. Amartya Sen dalam Development as Freedom (1999) mendefinisikan kemiskinan sebagai capability deprivation, yang jauh lebih fundamental daripada sekadar pendapatan rendah yang bersifat instrumental.

Dalam hal ini, capability deprivation ditandai oleh ketiadaan akses bagi warga negara untuk memenuhi hak-hak dasarnya, seperti memperoleh layanan pendidikan dan kesehatan, mendapat akses ke sumber daya finansial dan kegiatan ekonomi produktif, bahkan kebebasan dan partisipasi dalam pengambilan kebijakan publik yang berkaitan dengan urusan dan kepentingan umum. Jika warga negara tidak memperoleh hak-hak dasar itu, mereka akan mengalami social exclusion yang menjadi sumber utama kemiskinan kolektif.

Perjuangan menghapus kemiskinan sejatinya merupakan ikhtiar untuk meningkatkan human capability. Itu adalah satu usaha membuka jalan bagi setiap orang agar mampu memberdayakan diri sendiri dengan cara menghilangkan berbagai kendala dan hambatan.

Dalam perspektif demikian, kerja kemanusiaan Muhammad Yunus, pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2006, sangat relevan dengan konsep human capability. Dia menyentuh empat masalah mendasar sekaligus, yaitu (1) mendorong pembangunan sosial ekonomi dari akar rumput, (2) meletakkan dasar-dasar demokrasi dan pemenuhan hak-hak dasar warga negara, (3) membuka peluang dan mendorong partisipasi publik bagi kaum perempuan dalam proses demokrasi politik, dan (4) memperkuat elemen perdamaian hakiki melalui penghapusan kemiskinan.

Kerja kemanusiaan melalui pemberian kredit mikro yang dilakukan Muhammad Yunus telah menjadi kekuatan pembebasan bagi masyarakat miskin sehingga mendorong terwujudnya perdamaian yang langgeng. (Yef)

Tidak ada komentar: