16 Maret 2008

LITERATUR KEISLAMAN

Belajar dari visi kenabian bahwasanya menurut DR. Kuntowijoyo dalam teorinya Ilmu Sosial Profetik ada tiga muatan di dalam tugas profetis ini, yakni
1. Humanisasi (amar ma’ruf),
2. Liberasi (nahi munkar) dan
3. Transendensi (tu’minuna billah) (QS. 3:110).

Al-quran dengan cara yang sangat sederhana dan penuh daya menekankan individualitas dan keunikan manusia adalah memiliki tinjauan yang pasti mengenai takdir manusia sebagai kesatuan kehidupan. Dari Al-quran dipaparkan dengan jelas tentang konsepsi manusia, yaitu bahwa manusia sebagai pilihan Tuhan, bahwa manusia dengan segala kesalahannya ditunjuk untuk menjadi wakil tuhan di muka bumi, dan bahwa manusia adalah suatu pribadi yang merdeka, yang diterima menginsafi resiko yang ditempuhnya. (Sir Muhammad Iqbal dalam bukunya ”Rekonstruksi Pemikiran Agama Islam”).
“ Manusia seperti diibaratkan penghubung antara surga dan bumi, dari bentuk spiritual maupun material, diciptakan untuk merefleksikan sinar surga tertinggi Tuhan di dunia” (Sayyed Hossein Nasr dalam bukunya ”Intelegensia & Spiritualitas Agama-agama”).

Ikhlas dan tauhid adalah pohon yang ditanam di taman hati, Amal perbuatan adalah cabang-cabangnya, sedangkan buah-buahnya adalah kehidupan yang baik di dunia dan kenikmatan abadi di alam akhirat. (Ibnul-Qayyim)

Allah memberikan manusia dua amanah, yaitu :1. Ubudiyah, yaitu untuk beribadah, penghambaan kepada Allah. 2. Amanah Kekhalifahan, otoritas untuk mengendalikan kehidupan (di atas bumi).

Ilmu merupakan seorang teman karib bagi iman.” Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang divisualkan dalam perbuatan dan didemonstrasikan melalui panca indera. “Ilmu yang paling berguna adalah ilmu yang diamalkan.” “Sebaik-baik ilmu adalah yang disertai dengan amalan.” “Semulia-mulia ilmu adalah yang teraplikasikan lewat panca indera dan anggota badan.” Dan dengan demikian, seburuk-buruk ilmu adalah ilmu yang tidak dibarengi dengan amal dan perbuatan.“Ilmu tanpa amal adalah kekejian.” “Ilmu yang tercela adalah ilmu yang tanpa perbuatan.” “Seburuk-buruk ilmu adalah yang tidak diamalkan.” “Ilmu tanpa amal merupakan hujjah Tuhan bagi para hamba.”

Pada riwayat lain dijelaskan Imam Ali Abi Thalib berkata, “Ilmu diiringi dengan perbuatan. Barangsiapa berilmu maka dia harus berbuat. Ilmu memanggil perbuatan. Jika dia menjawabnya maka ilmu tetap bersamanya, namun jika tidak maka ilmu pergi darinya.”

Ilmu dari segi Istilah : Segala pengatahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah s.w.t yang diturunkan kepada Rasul-rasulnya dan alam ciptaannya termasuk manusia yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah.

Hubungan Ilmu, Iman dan Amal
Ilmu, Iman dan amal mempunyai hubungan antara satu sama lain. Sebagaimana yang telah diketahui ilmu adalah teras agama Islam yang menduduki tempat yang tertinggi. Ilmu yang dimaksudkan di sini ialah ilmu yang dapat mengenali dan mendekatkan manusia kepada Allah. Ilmu yang dapat menunjukkan tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah s.w.t. Akhirnya dengan ilmu tersebut dapat melahirkan keimanan terhadap Allah s.w.t sebgaimana yang akan kita bincangkan dalam bab 2 nanti. Apabila wujud dan meningkatnya keimanan terhadap Allah kerana ilmu tadi, maka lahirlah rasa ketaatan yang mana naluri keimanannya sentiasa ingin melaksankan segala perintah yang diturnkan oleh Allah yang berupa segala perbuatan yang melibarkan ibadat serta amalan-amalan soleh.

Ilmu adalah asas manakala amal adalah hasil atau natijah daripada ilmu. berdasarkan hadith yang diriwayatkan oleh Muaz menyatakan " ilmu adalah merupakan iman manakala amal merupakan ma'mumnya (pengikutnya)". Di sinilah hubungan dan peranan antara ilmu, iman dan amal yang mana dapat disimpulkan bahawa " Amal tidak akan lahir tanpanya, Iman terhadap allah dan Iman tidak akan lahir tanpa ilmu yang dapat mendekatkan diri seseorang hambanya kepada Allah s.w.t". (Yef)

Tidak ada komentar: